Legenda Bogani (3)

Oleh: Novel Damopolii

Bab 3.

Sang Jenius Komputer

Di sebuah daerah pedalaman Dumoga, yang dulunya merupakan wilayah utama kerajaan Bolaang Mongondow Kuno, Aruman sedang asyik mengotak atik komputer pc-nya.

Dia dikenal dikalangan dunia maya sebagai si kancil. Kemampuannya meretas dan membuat program, sangat diakui oleh teman-temannya, bahkan dosen tempat dia menuntut ilmu memujinya dengan panggilan “kecil-kecil cabe rawit”.

Aruman yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Elektro tingkat akhir di sebuah PTN sedang asyik mengutak atik Ip adress yang menurutnya misterius.

Ip adress hanya menyajikan halaman web sederhana, namun menyajikan informasi tentang pergerakan ekonomi dan juga tokoh-tokoh yang melatar belakangi gejolak ekonomi.

Baja juga: Legenda Bogani (2)

Keasyikan Aruman terganggu dengan bunyi bip di komputernya, melihat ada message yang masuk, ia tersenyum,

“Hei bro, ada apa “? ketik Aruman

“Buremu (makian prokem masyarakat Bolaang Mongondow )”, pesan balasan  muncul dengan emoji marah, “Kenapa IP Adress itu kamu otak atik,  punyaku itu”,balas seseorang dalam pesannya.

“Hahahaha, kirain siapa, kiranya elu, penasaran guenya , soalnya pake security dari Belanda”, tulis Aruman.

“Hehehe ya sudah, , mendingan elu lanjutin rencana program search enginenya , saya sudah menggambarkan secara umum ke rekan saya di intel, dan nampaknya beliau tertarik,” balas rekannya.

“Siaap utat, (sapaan akrab terhadap rekan, khas Bolaang Mongondow), baik-baiklah di Swiss sana, kalau ada kabar baik, kabari ya” tulis Aruman.

Sesudah berchat ria dengan rekannya, Aruman segera meninggalkan kamar kerajaanya, ia menyebutnya demikian karena di dalam kamar ukuran 2 x 2 m itulah ia membangun kerajaan jaringan globalnya.

Aruman segera menuju ke tempat pembuatan kopra. Ia memanggil temannya yang sedang  menunggu proses pembakaran kopra.

“Jaga terus apinya, kalau kurang kayunya minta ke om gumalangit, kebetulan beliau baru balik dari hutan, dia mengatakan ada beberapa pohon yang sudah selesai dipotong,” ungkap Aruman.

Rekannya yang mendengar perkataan itu, melongo, sambil mengatakan iya, dia menggumam ” Buset, pantas di panggil bogani, pohon hutan segede gaban, dia potong dan pikul sendiri”.

Dikalangan kampung tua dumoga, nama “gumalangit” sangat terkenal dikalangan penduduk desa, dengan kekuatan tubuhnya.

Dia mampu mengangkat dan memikul pohon yang diameternya saja  lima pelukan lelaki dewasa. Walaupun kekuatan tubuhnya sangat terkenal, Gumalangit kesehariannya sangat sederhana, dia tinggal sendiri di pinggiran hutan, ia yang merupakan adik kandung mendiang ayah Aruman sering membantu keluarganya.

Terutama dalam penyediaan stock kayu bakar dalam proses pembuatan kopra. Prosesnya sendiri mengharuskan jumlah kayu bakar  harus dijaga, karena harus terus menerus menjaga api selama mengasapi kelapa, hingga kelapa berubah menjadi kopra, yang kemudian dijual  ke pabrik dan digunakan untuk membuat minyak kelapa

Aruman sendiri menganggap pekerjaan membuat kopra adalah pekerjaan yang sangat penting. Bukan hanya tanggung jawab dia sebagai satu-satunya pria di keluarganya, namun lebih kepada menjaga tradisi dan warisan keluarga.

Membuat kopra adalah pekerjaan keluarganya turun temurun. Sejak jaman kerajaan Bolaang Mongondow, keluarga Aruman dikenal dengan kualitas kopranya. Masing-masing proses diperhatikan dengan detil, mulai dari benih kelapa yang akan di tanam, pemeliharaan tanaman kelapa, pemetikan, pengupasan buah kelapa, pemecahan,pengambilan daging kelapa dan pengasapan kelapa hingga menjadi kopra.

Kakek buyut Aruman adalah salah seorang petani yang ikut Organisasi Sarekat Islam, dan menjadi penasihat di dalamnya.

Ayah aruman  meninggal, ketika Aruman berusia 7 tahun karena.sakit. Sedangkan ibunya adalah wanita sederhana yang tidak pernah bersekolah.

Dia hanya tau mengaji dan berdzikir. Amalan yang sudah dilakukannya sejak masih kecil. Warisan yang diterima ibunya dari buyutnya bukanlah harta namun,amalan berupa dzikir.

Shalawat 1000 kali setiap malam jum’at. Ibunya seorang Jawa yang bertransmigrasi ke Bolaang Mongondow. Kesehariannya membuat kue untuk dijual,yang tiap subuh diantar Aruman ke pasar terdekat yang akan diambil aruman hasil penjualannya sesudah bersekolah.

Sejak ayahnya meninggal, kebun kelapa mereka yang kecil di kelola oleh teman-teman ayahnya sesama petani kebun.

Mereka hanya  menyerahkan hasil penjualan kopra ke ibunya Aruman. Ongkos pekerjaan di tanggung bersama, kelompok tani dan ibunya Aruman. Dari sini aruman belajar nilai-nilai kepercayaan.

Amanah/kepercayaan ketika dikelola dengan baik menghasilkan rezeki yang halal, keberkahan hidup dan amal jariyah.

Aruman sendiri terkenal pintar dan mendapat beasiswa sejak masih sd sampai perguruan tinggi.

Keuletan,kesabaran dan ketelitian menjadi bagian dari jiwanya. Ia menjadi dewasa sebelum waktunya. Kecintaanya pada komputer, bangkit ketika desanya di datangi oleh sekelompok mahasiswa KKN.

Melihat mereka melakukan pekerjaan dengan cepat dengan alat yang disebut komputer membangkitkan minat yang sangat besar dalam dirinya. Sejak itulah komputer menjadi obsesi dirinya. Dia selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya tahu tentang komputer.

Aruman bahkan rela menempuh jarak 30 KM dari desanya menuju kantor kecamatan, dengan mengayuh sepeda yang sering digunakan untuk mengantar kue ibunya ke pasar, hanya karena informasi dari pak rt bahwa mobil keliling perpustakaan kabupaten memiliki jadwal singgah di kantor kecamatan.

Dia berharap dapat membaca buku-buku yang berhubungan dengan komputer. Ketika memasuki sekolah menengah, kehausan dirinya akan pengetahuan mengenai komputer terus bertambah.

Bahasa asing yang dibutuhkan untuk memahami komputer di pelajari dengan sungguh-sungguh.

Pelajaran ketrampilan yang dipilihnya adalah komputer yang diberikan setiap seminggu sekali. Aruman bahkan mengajukan diri sebagai pembersih ruangan praktikum laboratorium komputer. Hanya demi dekat dengan komputer. Memegangnya, mengelusnya, berbicara dengan komputer seolah-olah yang diajaknya bicara adalah soul matenya.

Aruman bahkan berniat mencari pekerjaan sampingan agar dapat mengumpulkan uang demi membeli sebuah komputer. Aruman memegang teguh nasehat ibunya kalau ingin sesuatu, bekerja keraslah didasari niat yang tulus, agar ketika tujuan tercapai memiliki berkah bagi diri sendiri dan orang banyak.

Sosok ibunya sangat dikagumi Aruman, dia adalah pahlawan hidupnya, legenda nyata dalam lembaran hidup Aruman.

Dia boleh tidak bersekolah, namun pengetahuan akan hidup dan mengarungi kehidupan tidak bisa di tandingi oleh siapapun dalam perspektif Aruman.

Nasihatnya dalam menangani tantangan hidup adalah mercusuar Aruman dalam mengarungi lautan kehidupan.

Sesudah mengawasi pembuatan kopra, Aruman mengambil handphonenya dan  melihat ada pesan masuk dalam whatsupnya, setelah mengeceknya ternyata dari adi, teman satu kontrakannya bersama Taufan si Wartawan nyentrik.

“Napa bro” ketik aruman.

“Tolong bantu aku, carikan data-data geologi di wilayah Sulawesi utara” ketik adi.

“Lho buat apa seorang fisikawan mencari data-data geologi, bukannya elu harusnya lebih fokus ke arah angkasa luar, balas aruman dengan emoji ketawa.

“Ini ada hubungannya dengan penelitian gue bro, soal medan magnet, jadi harus tau soal geologi juga” balas adi dengan emoji memohon.

“Lo mau buat apa seh , kalau nda mau ngasih tau, gak bakalan gue kerjain permintaan elu” balas aruman

“Bangke, ini soal mesin waktu, loe ngerti kagak dengan mesin waktu” Adi memaki dalam chatnya.

“Yakin soal mesin waktu, jangan-jangan ini ada hubungannya dengan tutu” Aruman terus mengejek rekan satu kontrakannya itu.

“Eh jablay, ini kagak ada hubungannya dengan tutu, ini murni penelitian, ayolah tolonglah, kalau gue jadian ma tutu, gue bakal traktir lo makan mie bakso solo di perempatan, adi akhirnya mengeluarkan jurus merayunya.

Aruman dikenal gokil, hobi makan bakso solo dan belum pernah pacaran, makanya sering dipanggil jablay oleh rekan-rekannya.

“Eh jabrik,itu kan kalau lu jadian, kalau kagak kan g kerja gak dapat apa-apa, ogah gue, pokoknya selesai ini dan gue balik ke manado, lu harus traktir gue makan bakso 3 porsi plus telur 5, dan gak boleh lu tawar-tawar lagi”, ancam aruman.

“Iya deh” balas Adi, sambil menggumam, “habis tabungan seminggu neh ntaktir jablay”.

“Nah gitu donk, data bakal gue  kirim besok” balas aruman.

“lho kok besok, gak bisa ntar malam gitu” Adi dengan shock menanggapi chat aruman, karena dia memang lagi butuh cepat data geologinya, mumpung inspirasi masih ada di kepalanya.

Baca juga: Legenda Bogani 

“Gak bisa, gue mau nyelesain rancangan program search engine ntar malam, si mansorong udah nanya progresnya,”

“Ya elah, ngapain juga si mansorong nanya-nanya gitu, emang dah ada yang minat gitu”adi berbalik ngecengin Aruman.

“Dah ada, intel dah nanyain, project besar neeh, makanya gue harus cepat  nyelesainya”balas aruman. Tak berdaya, adipun mengiyakan jawaban aruman.

Sesudah berchat ria dengan adi, arumanpun segera masuk ke kamar kerajaannya menyelesaikan program search  engine yang dirancangnya bersama Mansorong, rekan sesama hacker yang berdomisili di swiss.

Aruman yang kini berada di depan komputer pc nya segera memulai pekerjaannya untuk menyelesaikan program search enginenya.  Search engine yang dirancang bukanlah digunakan google chrome, namun menggunakan search engine yang dinamakan “search engine Bogani”.

Aruman segera tenggelam dalam pekerjaannya, ia segera memeriksa alur programnya kemudian membuat bahasa mesinnya. pekerjaan yang membutuhkan fokus, karena kalau ada yang salah dengan bahasa mesinnya, programnya tidak akan jalan.

“alhamdulillah, sudah selesai, tinggal runningnya saja, ukh sudah mau subuh, mending istirahat dulu, nanti setelah bangun tidur, baru kukerjakan permintaan si adi, gumam aruman, sambil membayangkan bakso tenis  lezat yang bakal di nikmatinya nanti.” ***

(Penulis adalah warga Kota Kotamobagu)

Komentar