Ini Firasat Keluarga Korban Bencana Longsor PETI Bakan

BolmongNews.com, BolmongBeberapa korban tertimbun longsor di lokasi PETI desa Bakan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), ternyata sudah ada firasat dari keluarga.

Ba’dia Mamonto warga Desa Mataindo Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), menceritakan, lima hari sebelum peristiwa itu terjadi, keponakannya Ilham Gonibala yang menjadi salah satu korban, sudah memberikan isyarat.

“Kata Ilham hanya orang yang hidup yang senang. Jadi selagi masih ada uang apa yang suka di makan yah di makan. Itu Lima hari sebelum kejadian.  Dia membeli ikan batu dan menyuruh untuk memasak,” ungkap Ba’dia saat berada di depan ruangan jenazah RSUD Kotamobagu, Rabu (27/2/2019).

Mendengar hal itu, kata Ba’dia,  ia menanyakan kepada Ilham kenapa mengatakan seperti itu.

“Dia (Ilham) mengatakan iya, makan saja apa yang suka di makan selagi masih hidup, karena tidak juga diminta jika saya sudah di lokasi tambang dan tertimbun tidak akan lagi seperti ini,” ujar Ba’dia, sembari menambahkan, Ilham hingga saat ini belum ditemukan.

Lain lagi dengan cerita salah satu warga Desa Mopusi, Elena Okong. Kakaknya bernama Elan Okong (21) yang juga salah satu korban, sebelum berangkat ke lokasi meminta ibunya agar segera menyiapkan bekalnya.

“Seperti orang yang terburu-buru, dia (Elan) berangkat ke lokasi itu meminta ibu untuk secepatnya menyiapkan makanan untuk bekalnya ke lokasi. Kemudian Ibu langsung memasak. Dia berangkat itu setelah sholat dzuhur dan diantar ibu sampai di depan rumah,” kata Elena saat berada dilokasi tambang menunggu proses evakuasi korban bersama sejumlah keluarganya.

Demikian juga diungkapkan warga Desa Pangian, Meni Kamasaan. Ia mengungkapkan, berdasarkan cerita dari 4 warga pangian yang selamat, sebelum kejadian sudah ada pertanda tidak baik yang dialami mereka. Dimana sebelum masuk ke dalam lubang untuk mengambil material (Rep), terdengar suara burung di depan lubang.

“Warga pangian itu ada Enam orang semuanya. Sebelum masuk di lubang mereka masih makan dulu. Disaat itu terdengar suara burung berbunyi di depan lubang. Kemudian satu diantara mereka berkata, itu ada suara burung saya sarankan kita semua jangan dulu masuk. Karena itu kurang baik. Namun, Waldi Tiwang (Korban), tetap memaksa untuk masuk. Kata Waldi itu tidak apa-apa,” ujar Meni saudara sepupu dari korban Waldi Tiwang.

Meni menambahkan, yang masuk di dalam lubang hanya Waldi Tiwang dan Rusman Pobela.

“Hanya Waldy dan Rusman yang masuk. Empat orang lainnya tidak masuk, sehingga pada saat kejadian itu mereka selamat. Waldi hingga saat ini belum ditemukan, Rusman sudah ditemukan, dia masih selamat dan dirawat di rumah sakit,” tambah Meni yang mengaku sudah berada di lokasi sejak Selasa (26/2/2019) malam, menunggu proses evakuasi korban. (ewin)

Komentar