Perubahan Bolmong di Tahun Ketiga Kepemimpinan Yasti- Yanny

BOLMONG--Hari ini, 22 Mei 2020 tepat tahun ketiga kepemimpinan Bupati dan Wakil Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Soepredjo Mokoagow dan Yanny Ronny Tuuk. Memulai pemerintahan yang rumit karena banyak benang kusut persoalan di daerah yang harus diselesaikan. Namun dengan slogan Bolmong Cerdas, Hebat dan Maju, Yasti-Yanny tidak menyerah.

Tahun 2017, memulai pemerintahan dengan optimis Bolmong akan mampu bersaing dengan daerah lain. Tepat beberapa bulan kemudian, Yasti-Yanny mengajak Tahlis Gallang kembali ke Bolmong dengan menjabat sebagai Sekertaris Daerah (Sekda) setelah sebelumnya menjabat Sekda di dua daerah berbeda yakni Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) dan Kota Kotamobagu.

Namun Bolmong tetaplah Bolmong. Berbeda dengan daerah pemekaran daerah ini punya 1001 satu persoalan yang harus diselaikan. Terbukti diawal pemerintahan baru beberapa bulan Yasti-Yanny harus menerima rapor merah dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2017 dengan opini Disclaimer.

Kemudian opini merah ini berlanjut pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Bolmong, tahun anggaran 2018, sebagaimana termuat dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK, Bolmong kembali Disclaimer. Dari total nilai Rp 1,3 Triliun aset barang milik daerah Kabupaten Bolmong, terdapat asset bermasalah senilai Rp 403 Miliar lebih. Aset bermasalah ini merupakan warisan dari yang sudah bertahun-tahun tidak diselesaikan, yang mau tidak mau mempengaruhi Pemerintahan Yasti-Yanny.

Meski begitu Yasti-Yanny tidak patah arang, terhitung sejak LHP BPK keluar, Yasti melakukan trobosan dengan memberi target kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Bolmong untuk melakukan inventarisir aset yang sebagiam besar sudah hilang. Tak tanggung-tanggung jaminannya adalah jabatan. Jika tidak mampu maka kepala OPD harus mundur.

Selain taruhan jabatan, dalam kurung waktu beberapa bulan, Tunjangan Tambahan Penghasilan (TTP) tidak akan diberikan jika progres laporan aset dibawah 80 persen. Hal ini pun terbukti cukup ampuh, sebab progres penyelesaian aset meningkat drastis.

Disisi lain Sekda Tahlis Gallang mengambil langkah inisiatif dengan mengundang 4 Sekda se-BMR untuk menyelesaikan hibah aset ke daerah pemekaran, seperti Kota Kotamobagu, Bolmut, Boltim dan Bolsel. Alhasil dari pertemuan tersebut ke-empat daerah menyelesaikan laporan aset berupa penandatanan berita acara.

Upaya dilakukan Pemkab Bolmong itu baru sebagian kecil yang terangkum, ada pun langkah lain yang diambil seperti menggelar sidang Majelis Pertimbangan Tuntutan Ganti Rugi (MP-TGR). Serta  mempublis penunggak TGR yang enggan menyelesaikan ganti rugi.

Perlahan tapi pasti upaya yang dilakukan oleh Pemkab Bolmong itu membuahkan hasil. Bolmong kian membaik, terbukti Senin (11/05) pekan lalu, Bolmong mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK untuk LHP tahun anggaran 2019.

Bolmong memang mengesankan dalam LHP 2019. Meski dapat WDP, temuan Bolmong lebih sedikit dari daerah lainnya yang beroleh WTP. Temuan Bolmong hanya 10. Sedang daerah lainnya yang mengoleksi 15 temuan atau lebih. Gubernur Sulut Olly Dondokambey pun secara khusus menyebut Bolmong saat memuji capaian semua daerah di Sulut.

Meskipun baru mendapat opini WDP, namun Yasti-Yanny membuktikan bahwa perlahan tapi pasti Bolmong bisa lebih baik. WDP adalah kado perubahan di tahun ketiga Yasti-Yanny.

Di hari yang bersejarah ini, Yasti minta doa segenap masyarakat Bolmong.”Kami minta doa agar dapat memimpin Bolmong lebih  baik lagi ke depan,” kata dia.

Kepemimpinan Yasti ditandai dengan sejumlah prestasi. Seperti sukses mengonsep Bolmong sebagai wilayah industri cum wilayah pertanian dengan hadirnya kawasan industri Mongondow (Kimong).

Tahun ini, pemerintahan Yasti Yanny diuji dengan wabah Covid 19. Sinar Yasti tak padam dalam kondisi ini. Strategi ketahanan pangan yang digagas menuai sukses dan ditiru daerah lain.

Bayangkan saja, sembilan bulan lamanya warga Bolmong akan menerima sembako.

Tak hanya ikan, kail pun diberi. Pemkab menggagas penanaman massal untuk mengantisipasi bahaya kelaparan akibat pendemi Covid 19.

Yasti punya hitungan sendiri. Penanaman padi dan jagung akan membuat uang miliaran rupiah berputar di Bolmong. Semua itu dilakukan dalam senyap. Tanpa obral mulut di medsos. (Viko)

Komentar