Jelang Lebaran, Azis Raup Jutaan Rupiah dari Usaha Reparasi Kursi

KOTAMOBAGU–Sejumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mendapatkan berkah tersendiri menjelang perayaan Idul Fitri 1441 Hijriah. Tak terkecuali usaha perbaikan atau reparasi kursi dan sofa, milik Azis Lamadenreng warga Kelurahan Upai Kecamatan Kotamobagu Utara.

Beberapa furniture berupa sofa dan kursi bekas terlihat di ruangan berukuran kurang lebih 4 x 5 meter, tempat kerja pria yang akrab disapa Om Ji’ itu. Tepatnya di lingkungan II jalan A.P. Mokoginta.

Dengan keahliannya, kursi dan sofa yang lama diperbaikinya menjadi baru kembali. Ini menjadi ceruk bisnis menguntungkan bagi Om Ji’ yang ditekuninya sejak puluhan tahun silam.

Dia menangani berbagai jenis sofa dan kursi, sesuai pesanan pelanggan. Umumnya pelanggan meminta perbaikan ganti kulit atau bahan, perkuat rangka, ganti pegas/karet, dan ganti busa. Fokus bisnisnya yakni perbaikan sofa dan kursi kalangan konsumen rumah tangga.
Keahlian reparasi ini diperolehnya dari usaha keluarga. Bahkan saat masih duduk di bangku SMA, ia sudah mulai menggelutinya. “Usaha reparasi ini merupakan usaha keluarga saya sejak dulu, dari situ saya belajar dan kemudian saya tekuni hingga sekarang ini,” ungkapnya, Jumat (22/5/2020), saat ditemui Bolmong.News, di tempat kerjanya.

Setelah menikah, selain bekerja sebagai seorang karyawan disalah satu perusahaan daerah, usaha permak kursi mulai diseriusinya. Terlihat mudah tapi usaha reparasi ini menuntut kreatifitas tinggi dan ketekunan. “Alhamdulillah sampai hari ini masih tetap bertahan dan hasilnya juga cukup lumayan,” ujarnya.

Menurutnya, para pelanggan terbanyak dari luar daerah Kota Kotamobagu. Sesekali juga ada dari dalam kota yang sudah menjadi langganannya. Di bulan ramadhan tahun ini, sebanyak 12 set kursi yang diperbaiki. “10 set itu kursi dari warga Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel). Yang dua set itu dari dalam Kota,” tuturnya.

Lanjut dia, untuk biaya perbaikan satu set kursi atau sofa, bervariasi. “Mulai dari 2 juta per set hingga 4 juta rupiah. Bahannya saya yang beli, jadi pelanggan terima sudah jadi. Saya juga yang jemput kursi yang akan diperbaiki itu. Setelah selesai diperbaiki diantar lagi ke rumah pelanggan. Jadi biaya perbaikannya sudah sekalian dengan biaya transportasi antar jemput,” pungkasnya. (erwin makalunsenge)

Komentar