Progres Vaksin Capai 42,26 Persen, Bolmong Turun Status PPKM Level 2

BOLMONG – Progres pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) mengalami progres kenaikan signifikan.

Data yang berhasil dihimpun awak media, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolmong mencatat, Kamis (28/10), progres vaksinasi covid-19 diangka 33,22 persen dan kini naik menjadi 42,26 persen pada Senin (08/11).

Kepala Dinkes Bolmong Julin Papuling mengungkapkan, adapun capaian ini berdasarkan data KPC PEN 83.327 dosis 1 (42,26%) dari sasaran 194.833.

Sehingga itu Kabupaten Bolmong saat ini mengalami penurunan status PPKM Level 2. Dimana sebelumnya pada status PPKM Level 3.

“Ini sesuai dengan dikeluarkan intruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 58 tahun 2021 tenatng Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, 3,3 dan 1,” jelasnya, Selasa (9/11).

“Keberhasilan ini, tentu merupakan hasil kerjasama antara  pemerintah daerah, Forkopimda, serta semua stakeholder terkait, dalam rangka memutus mata rantai penyebaran covid-19,” sambung Julin.

Kendati demikian, lanjutnya, sosialisasi ke masyarakat harus terus dilakukan, meski level PPKM sudah turun, namun masyarakat diharapkan tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) dengan baik.

“Pandemi belum berakhir, kita tak boleh lengah prokes covid-19, mulai dari memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, meningkatkan imun, dan tetap mematuhi anjuran pemerintah,” sebutnya.

Disampin itu, dia juga meminta agar masyarakat Bolmong yang belum dilakukan vaksin, dapat segera mendatangi layanan vaksinasi covid-19 yang telah disiapkan Pemkab Bolmong.

Untuk setiap Puskesmas sendiri, diberi target 265 orang untuk divaksin. Sehingga total vaksinasi harian bisa mencapai 4.770 orang, dengan sasaran dari total 18 Puskesmas.

Dirinya berharap berharap, agar para Camat serta Sangadi atau Kepala Desa (Kades) maupun Lurah, dapat ikut membantu Dinkes dalam melaksanakan program percepatan vaksinasi.

Terkait ketersediaan vaksin, tak perlu diragukan. Vaksin tetap tersedia. Tenaga medis pun ada.

“Tinggal masyarakat yang akan divaksin perlu mendapat sosialisasi lebih baik lagi, bahwa vaksin ini aman dan halal,” pungkasnya.

 

(Yudi Paputungan)

Komentar