Bolmong Bakal Jadi Sentra Perkebunan Kopi Arabika di BMR

BOLMONG—Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) bakal menjadi sentra perkebunan Kopi di wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR).

Hal ini menyusul rencana PT Satya Agro lestari untuk mengembangkan tanaman Kopi Arabika di lahan seluas 2.400 herktar di daerah tersebut.

Tiga Kecamatan pun jadi lokasi pengembangan tanaman itu. Yaitu, Kecamatan Bilalang, Passi Barat dan Kecamatan Poigar.

Rencana pengembangan tiga Kecamatan dibuktikan dengan rapat  Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolmong, bersama PT. Satya Agro Lestari, di Kantor Bappeda Bolmong, Jumat (19/3/2021).

Kepala Dinas Perkebunan, Taufik Mokoginta mengatakan, kehadiran PT Satya Agro Lestari adalah tindak lanjut dari komitmen Bupati Yasti S Mokoagow, berkaitan dengan Kawasan Industri Mongondow (Kimong).

“Ini awal dari Kimong. Jadi, Kimong segera running,” katanya.

Ia menjelaskan, perusahaan yang akan mengembangkan perkebunan Kopi di Tiga Kecamatan ini, juga membutuhkan pekerja mencapai 25 ribu orang

“Mulai dari menanam hingga masa panen, dibutuhkan sekitar dua tahun. Selama proses itu, dapat diperkirakan menyerap 25 ribu tenaga kerja.” Bebernya.

Menurutnya, dipilihnya ketiga Kecamatan tersebut, disebabkan perusahaan melihat ketinggian lahan ada di atas 900 sampai 1.000 Mdpl

“Area yang dipilih itu cocok untuk jenis kopi arabika, karena ada di ketinggian.” jelasnya.

Ia menambahkan, lokasi yang dipilih perusahaan tersebut sudah memenuhi syarat. Termasuk dari tata ruang.

“Wilayah tersebut memang masuk di kawasan pengembangan perkebunan. Untuk lingkungan hidup, sudah tidak ada masalah. Sedang untuk  KPH II tidak ada masalah, karena bukan masuk di hutan lindung,” tambahnya.

Terpisah, penanggung jawab teknis di PT. Satya Agro Lestari Amos Skenda, mengatakan nilai awal investasi perkebunan Kopi arabika ini mencapai Rp25 Miliar. Anggaran tersebut untuk dua tahap pembangunan.

Dimana Semua pekerjaan mengunakan jasa manusia. Mulai dari penanaman hingga pemetikan buah.

“Tenaga kerja yang akan diserap sesuai dengan skil (keahlian),” ujarnya.

“2.400 Hektar itu tidak akan digunakan semua, kita akan menanam kopi di kawasan penggolahan lahan terbatas.” sambungnya. (*/Gita Potabuga)

 

Komentar