Dibina Bagai Anak Sendiri di ‘Penjara’, 9 Orang Warga Binaan Kini Hirup Udara Bebas

BNews, HUKRIM – Lama tapi pasti akan selesai juga. Begitulah kiranya kalimat yang selalu dipercaya dan dipegang teguh oleh para warga binaan.

Bahkan, mereka (warga binaan) terus tegar dan sabar dalam menjalani apa yang telah ditetapkan oleh yang maha kuasa atas takdir mereka.

Setelah bertahun lamanya di dalam ‘Jeruji Besi’, satu diantara sembilan orang warga binaan ini pun ikut berkelakar, kalau Dia sepertinya sudah lupa jalan pulang ke Rumah.

Ini pun setelah sembilan (9) orang warga binaan Rutan Kotamobagu, pada 5 Juni 2023, dinyatakan bebas.

Baca JugaDua Orang Warga Binaan Rutan Kotamobagu Terima Asimilasi Rumah

Adapun dari 9 orang warga binaan yang dibebaskan yaitu 4 orang bebas bersyarat dan 5 lainnya mendapatkan Asimilasi Rumah.

Untuk pidana yang mereka jalani juga bervariasi. Paling tinggi 7 tahun.

Waktu yang cukup terbilang lama terpisah dengan keluarga, membuat Rutan Kotamobagu sebagai rumah ke dua para warga binaan.

Bahkan, sebut saja Fulan (nama samaran) mengungkapkan, bahwa dirinya cukup berat meninggalkan keluarga ke dua mereka yang ada di Rutan Kotamobagu.

Para Petugas Rutan Kotamobagu yang sehari-harinya selalu bertemu, bahkan sudah dianggap sebagai orang tua sendiri itu, seakan berat beranjak meninggalkan.

Baca JugaKunker Kakanwil Sulut Beri Santunan Korban Kebakaran hingga Sambangi Rutan Kotamobagu

Diketahui, para warga binaan ini, memang dinilai memiliki karakter yang baik saat menjalani masa-masa pidananya.

Bahkan tidak pernah melakukan pelanggaran, sehingga ini turut mempermudah kebebasan mereka, walau demikian dengan hanya bebas bersyarat.

Demikian rasa kegemberiaan para warga binaan Rutan Kotamobagu yang dinyatakan bebas ini, akan menjadi klien pemasyaratakan yang pengawasannya pun berada di Balai Pemasyarakatan (Bapas) Manado, dengan status wajib lapor.

Pantauan pun, tampak terlihat suasana haru menyelimuti, saat keluarga yang sedari tadi menunggu di muka gerbang pintu besi menanti keluarnya mereka.

Air mata dan isak tangis pecah dan rasa sedih, gembira, ketika mereka disambut oleh keluarganya masing-masing setelah melangkahkan kaki keluar pintu gerbang Rutan Kotamobagu yang selama ini memisahkan raga dengan orang terkasih selama bertahun lamanya terkurung di dalam tembok dan pagar besi.

 

Penulis : Wahyudy Paputungan

Komentar