BNews, SULUT – Bencana banjir dan tanah longsor di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), sudah menjadi langganan dan terus berulang setiap awal tahun.
Ini pun menjadi perhatian serius Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, dalam kunjungannya di Manado, Sabtu 28 Januari 2023.
Dalam keterangannya, melalui siaran Pers BNPB, pada 28 Januari 2023, 44/Pers-PusdatinKK/BNPB/Dis.02.01/I/2023, Kepala BNPB Suharyanto, mewanti-wanti kepada seluruh perangkat Pemerintah Daerah maupun Provinsi Sulawesi Utara, agar betul-betul memikirkan apa dan bagaimana upaya yang harus dilakukan.
Baca Juga:Lima Orang Dilaporkan Meninggal Dunia Akibat Banjir dan Longsor di Manado, Berikut Data Sementara
Sehingga, kata Suharyanto, kejadian bencana serupa tak berulang pada tahun berikutnya.
Hal itu pun disampaikan Suharyanto, saat memimpin rapat koordinasi percepatan penanganan bencana banjir dan tanah longsor, bertempat di Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Sabtu 28 Januari 2023.
“Saya ingin mengingatkan kita semua, kejadian banjir di Manado bukan kali ini saja terjadi, hampir setiap tahun terjadi,” ujar Suharyanto.
“Ini harus menjadi pokok perhatian kita bersama, baik pemerintah daerah, kabupaten/kota, agar betul-betul bagaimana supaya di 2024 nanti, tidak terjadi lagi (bencana). Kalaupun terjadi ya kecil dampaknya,” imbuhnya.
Baca Juga:Deretan Foto Dahsyatnya Amukan Banjir Bandang di Manado
Suharyanto lantas menyoroti satu hal, yakni rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana yang merupakan titik awal mitigasi bencana serupa di masa depan.
Menurut Suharyanto, hal itu boleh jadi merupakan salah satu faktor penyebab perulangan kejadian bencana setiap tahunnya.
Bahkan, mantan Pangdam VIII Brawijaya ini, ikut menyinggung hal itu kepada Pemerintah Daerah.
Sebab, kata Suharyanto, hanya Pemdanyalah yang seharusnya tahu dan mengerti permasalahan yang mendasar.
Baca Juga:Kota Manado Darurat Banjir, Lagi dan Lagi
“Sebetulnya yang perlu dipikirkan adalah saat rehabilitasi dan rekonstruksinya. Kenapa kejadian ini kok terulang lagi?,” tanya Suharyanto.
“Ini yang paling paham adalah pemerintah daerah. Kira-kira apa yang harus dibangun agar rehabilitasi dan rekonstruksi bisa menjadi awal untuk mitigasi bencana serupa di masa depan,” kata Suharyanto.
Terkait rehabilitasi dan rekonstruksi, dirinya meminta, pemerintah daerah tak ragu dan segera mengambil kebijakan tersebut, setelah masa pemulihan dari tanggap darurat berjalan dengan baik.
Sehingga, lanjutnya, nanti BNPB dapat mendampingi dan memberikan rekomendasi lebih lanjut.
Baca Juga:Pastikan Penanganan Darurat Banjir, Kepala BNPB Kunjungi Manado
Faktor pemicu terjadinya banjir dan longsor di Kota Manado, disebut-sebut adalah karena curah hujan yang tinggi, sejak Jumat 27 Januari 2023, dini hari hingga sore hari.
Bencana hidrometeorologi basah itu, menurutnya, sebenarnya dapat disiasati dengan metode Teknologi modifikasi Cuaca atau TMC.
“Ini sebenarnya bisa disiasati,” ungkap Suharyanto.
Suharyanto pun kemudian mengisahkan keberhasilan operasi TMC untuk meminimalisir hujan dan mengurangi dampak risiko di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, pada periode Natal dan jelang Tahun Baru 2023 silam.
Baca Juga:26 SD di Manado Terendam Banjir, Siswa Diliburkan
Alhasil, perayaan Hari Raya Natal 2022, tidak terganggu banjir hingga pergantian akhir tahun.
Ini, setelah tim yang terdiri dari BNPB, BMKG, BRIN dan TNI AU melakukan metode TMC.
“Kita laksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC dan itu berhasil. Alhamdulillah, kemarin Nataru arus mudik, perayaan tahun baru di Jakarta, bisa berjalan tanpa adanya hujan yang berlebihan,” terang Suharyanto.
Sehingga itu, Pemerintah Daerah maupun Provinsi Sulawesi Utara, sudah seharusnya berkoordinasi dengan BMKG untuk memonitor prakiraan cuaca pada beberapa periode ke depan.
Apa bila, cuaca berpotensi buruk dan dapat memicu terjadinya bencana banjir dan longsor, maka kita merekomendasikan TMC segera dilakukan.
Baca Juga:Gubernur Sulut Intruksikan Salurkan Makanan dan Minuman Siap Saji untuk Korban Banjir
“Kira-kira minggu-minggu ke depan gimana hujannya? Kalau nanti mengkhawatirkan kita lakukan TMC. Sehingga hujannya bisa dialihkan ke tempat-tempat yang tidak akan menimbulkan banjir,” ujar Suharyanto lagi.
Lebih lanjut, Suharyanto juga meminta, harus adanya kolaborasi dari segenap unsur forkopimda yang dapat dimaksimalkan, serta ada solusi-solusi terbaik untuk mitigasi bencana agar dipermanenkan.
“Mari kita tingkatkan kolaborasi dan dipermanenkan. Supaya meminimalisir adanya warga yang terdampak,” pungkas Suharyanto.
Sumber : Pusdalops BPBD PPU
Editor : Wahyudy Paputungan
Komentar