BNews, POLITIK — Politisi Sulawesi Utara (Sulut) sekaligus Kader PDI Perjuangan Yasti Soepredjo Mokoagow menegaskan, bahwa Hillary Brigitta Lasut salah kaprah tentang orasinya yang menyebut soal Hoax.
Yasti menyampaikan, Hillary Brigitta Lasut harus tahu bedakan mana Hoax mana fakta.
Pada orasi kampanye yang disampaikan, Yasti menegaskan, sebelum menentukan pilihan agar masyarakat lebih khusus umat muslim untuk lebih cermat memilih siapa calon gubernur Sulut ke depan.
Menurut Yasti, bahwa untuk menentukan sikap pilihan terhadap pasangan calon, harus dilihat dari rekam jejaknya. Terlebih calon yang memilki sikap kurang peduli terhadap jamaah calon haji.
“Masyarakat untuk lebih teliti lagi untuk menentukan pilihan. Jangan pilih calon gubernur yang kurang peduli dengan umat,” kata Yasti saat orasi kampanye dialogis di beberapa titik kampanye di Kotamobagu.
Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim Sulut ini menegaskan, bahwa organisasinya akan menjadi corong. Bahwa Islam itu Rahmatan lil Alamin atau pembawa kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta.
Diapun mengajak masyarakat mencari calon pemimpin yang mampu mengayomi semua umat di Sulut dan tidak rasis.
Dia menyentil, bahwa ada salah satu figur yang ikut Pilkada memiliki sifat kurang peduli terhadap umat.
Yasti mengatakan, saat calon tersebut masih menjabat sebagai kepala daerah, tidak ada perhatian terhadap jamaah calon haji.
“Dari sikap itu, terkesan orang tersebut memiliki sikap yang tidak peduli. Nah, sikap seperti ini yang dimiliki calon, tolong jangan dipilih,” sentil Yasti dilansir dari Totabuan.co.
Yasti juga mengaku berterima kasih kepada pemprov Sulut. Karena mulai tahun depan sudah mengcover biaya para jamaah calon haji, mulai turun dari rumah hingga embarkasi Balikpapan dan begitu juga sebaliknya.
“Ini bentuk perhatian dari Gubernur Sulut Bapak Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Bapak Steven Kandouw terhadap umat muslim. Ini ke depan akan dilanjutkan oleh Bapak Steven Kandouw dan Bapak Mayjen TNI Purn Alfrets Denny Tuejeh,” paparnya.
Yasti sendiri justru mempertanyakan sikap Hillary Brigitta Lasut yang Bawa perasaan (Baper). Padahal pada orasi tersebut, Yasti tidak menyebut nama calon tersebut.
“Hillary harus tahu bedakan mana itu Hoax dan mana fakta. Sebab apa yang saya sampaikan soal tali kasih jamaah calon haji itu fakta. Itu berdasarkan data dari Kanwil Agama Sulut,” katanya.
Yasti menegaskan, Hillary hanya melihat lihat rekaman video hanya sepotong saja dan tidak melihat rekaman secara utuh.
“HBL tidak tahu membedakan fakta dengan Hoax. Apa yang saya sebutkan memang faktanya adalah Kabupaten Talaud. Dari 15 daerah di Sulut, Kabupaten Talaud yang tidak memberikan bantuan atau tali kasih ke jamaah calon haji. Datanya dikeluarkan oleh Kanwil Agama. Bukan karang karang. Kalau keberatan, silahkan bertanya ke Kanwil Agama Sulut,” tegasnya.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini menilai, justru Hillary yang menjadikan pernyataan yang mengarahkan sebagai isu SARA mempolitisasi sebagai isu Agama, katanya.
Ia sendiri enggan saling sahut di media sosial. Dia juga mengajak Brigitta dan E2L untuk diskusi soal toleransi dan intoleransi.***
Komentar