BNews, SULUT – Wakil Bupati Bolaang Mongondow Utara (Wabup Bolmut) Amin Lasena, menghadiri Sosialisasi Sub Nasional Indonesia’s Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030, bertempat di Aula Mapalus Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Manado, Senin 6 Maret 2023.
Sosialisasi ini merupakan lanjutan dari program kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Wabup Bolmut Amin Lasena mengatakan, tujuan kegiatan ini yaitu penyebarluasan informasi, serta persiapan penyusunan Rencana Kerja Sub Nasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 kedepannya.
Selain itu, kata Amin Lasena, ini merupakan langkah strategis KLHK untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan FOLU Net Sink 2030 dari tingkat tapak.
Baca Juga:Kapolri Tinjau Lokasi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
“Dalam mencapai keberhasilan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 informasi mengenai rencana operasional perlu disebarkan secara luas kepada para stakeholder,” ujar Wabup, kepada bolmong.news.
Selain itu, pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, namun seluruh masyarakat harus memegang peran, tugas dan tanggung jawab.
“Tentu dengan harapan, agar Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dapat dicapai,” ucap Wabup.
Mewakili Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Sulut Praseno Hadi, ikut menyambut baik Sosialisasi Indonesia’s Folu Net Sink 2030 Provinsi Sulut, serta menyampaikan apresiasi kepada KLHK.
Dirinya berharap, kegiatan ini bisa memberikan dampak positif bagi kelangsungan fungsi ekosistem, serta aspek sosial ekonomi bagi masyarakat Sulut.
Baca Juga:Pemda Bolmut MoU dengan UI Gorontalo
Apa lagi, kata Praseno Hadi menilai, pila konsumtif masyarakat ternyata memiliki andil sebesar 60 persen terhadap peningkatan suhu bumi.
Seperti, pembakaran bahan bakar fosil di bidang industri dan manufaktur, serta emisi yang di perlukan bagi keperluan barang dan jasa, itu semua di konsumsi manusia sehingga dapat menyebabkan emisi karbon.
Misalnya, di sektor industri sebesar 29 persen, perumahan 11 persen, perkantoran 7 persen, transportasi 15 persen, pertanian 7 persen, peyediaan energi 13 persen, penggunaan lahan, perubahan lahan dan hutan 15 persen, serta limbah.
Oleh karena itu, lanjut Praseno Hadi, perlunya di lakukan upaya untuk meminimalisir efek tersebut.
“Melalui pemanfaatan energi baru, termasuk pengembagan Bio fuel, pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, pengembangan ekosistem, mobil listrik, serta pengembagan industri berbasis clean energy, hal itu bisa teratasi,” jelasnya.
Baca Juga:Kasus Cerai di Bolmut Capai Ratusan Perkara, Ekonomi dan Orang Ketiga Jadi Alasan
Di akhir sambutannya, ia berharap, peran pemerintah daerah sangat diharapkan dan berperan aktif sebagai pemangku kebijakan di wilayah.
“Sehingga dengan sosialisasi ini, dapat mendorong percepatan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di tingkat daerah,” tandasnya.
Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 sendiri adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai pada tingkat serapan emisi Gas Rumah Kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan di tahun 2030 nanti dengan harapan akan seimbang atau bahkan lebih tinggi dari tingkat emisi.
Kegiatan ini pun diakhiri dengan penyerahan buku rencana operasional Indonesia’s Folu Net Sink 2030 langsung dari Direktur Jendral (Dirjen) Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Ruandha Agung sugardiman.
Selanjutnya, ikut dirangkaikan dengan penyerahan bibit tanaman secara simbolis oleh staf Ahli Menteri LHK Kehutanan Bidang Industri dan Perdagangan Internasional Novia Widyaningtyas kepada Pemprov Sulut.
Hadir dalam acara tersebut, para Pejabat Tinggi Pratama KLHK beserta jajaran, unsur Forkopimda Sulut dan para Kepala Dinas jajaran Pemprov Sulut.
Reporter : Muchtar L Harundja
Editor : Wahyudy Paputungan
Komentar