KOTAMOBAGU— Sedikitnya terdapat 17 titik lokasi rawan bencana tersebar diwilayah Kota Kotamobagu.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kotamobagu, Alfian Hasan.
“Di Kotamobagu, terdapat 17 titik rawan bencana. Baik itu bencana tanah longsor yang sering terjadi di daerah tebing, seperti di wilayah Kelurahan Mongkonai, serta jalur perbatasan ke wilayah passi,” kata Kepala BPBD Kotamobagu Alfian Hasan.
Alfian menuturkan, selain itu ketika musim hujan sering terjadi banjir akibat meluapnya air dari drainase yang tersumbat.
Seperti di daerah Desa Sia, Upai, Pontodon, Bilalang, Genggulang sampai ke Gogagoman, serta sebagian di daerah pusat Kota.
“Kalau dari wilayah selatan, banjir dekat dengan sungai besar,” ujarnya.
Alfian mengatakan, pada 2022 lalu, bencana longsor yang terjadi di wilayah Kotamobagu sebanyak tiga kali pada tiga titik.
Sementara untuk penyebab terjadinya bencana banjir di Kotamobagu diakibatkan oleh luapan drainase.
“Untuk Kotamobagu pada 2022 ini sudah tiga titik yang mengalami longsor. Kemarin juga terjadi longsor, akan tetapi tidak mengakibatkan jalan menjadi macet. Sementara untuk bencana banjir dikarenakan luapan drainase,” ujarnya.
Tetapi karena elevasi tanah Kotamobagu miring maka banjir cepat surut. Tidak tergenang berhari-hari.
“Hanya saja permasalahannya, ketika banjir meluap sampah akan berserakan di jalan. Maka sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan agar tidak membuang sampah di selokan,” kata Alfian.
Alfian juga mengajak seluruh masyarakat untuk meminimalisir terjadinya bencana banjir, terutama soal sampah yang dibuang di selokan atau drainase.
“Tidak bisa dipastikan kapan bencana datang, untuk itu kesiapan dan kesadaran bencana perlu terus disosialisasikan kepada masayarakat. Kami selalu berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan, kelurahan, serta desa untuk mensosialisasikan kepada masayarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Sebab sampah itu bisa mengakibatkan selokan meluap, drainase meluap, hingga terjadi banjir,” katanya.
Melalui mitigasi, BPBD Kotamobagu dapat meminimalisir terjadinya bencana. Sosilisasi serta pelatihan menghadapi bencana adalah bagian dari upaya yang dilakukan BPBD untuk mengurangi resiko dan dampak yang diakibatkan oleh bencana terhadap masayarakat di kawasan rawan bencana, baik itu bencana alam, atau akibat ulah manusia.
Pemerintah Kotamobagu dalah hal mitigasi bencana adalah bagian dari pada sarana pilar masyarakat.
Khususnya di BPBD dalam hal mitigasi bencana, sosialisasi kepada masyarakat terkait bencana terus dilakukan.
Selain itu BPBD juga memberikan edukasi kepada masayarakat, serta pemasangan papan informasi kepada masyarakat ke daerah-daerah titik rawan bencana.
“Itu yang menjadi pokok kami dari BPBD terkait mitigasi bencana,” katanya.
(Erwin Makalunsenge)
Komentar