KOTAMOBAGU—Bagi sebagian orang batok kelapa dan kayu mungkin tidak bernilai dan dianggap sebagai limbah. Namun berbeda dengan I Made Mangku, pria asal Provinsi Bali yang kini sudah menetap di Desa Moyag Tampoan, Kecamatan Kotamobagu Timur, Kota Kotamobagu.
Melalui tangan terampilnya, limbah batok kelapa dan kayu tersebut bisa menjadi barang bernilai ekonomi tinggi.
I Made mengaku, memiliki keterampilan membuat sejumlah kerajinan tangan dengan bahan baku limbah setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan Kota Kotamobagu pada tahun 2019 lalu.
“Setelah mengikuti pelatihan itu, saya mencoba memulai usaha ini dan sampai sekarang masih berjalan lancar,” ungkapnya, Jumat 7 Januari 2022.
Dari mengikuti pelatihan, I Made bisa memproduksi berbagai macam barang-barang yang indah. Seperti mangkok, gelas, toples, teko, soevenir, kaligrafi, papan nama dan hiasan lainnya, dengan harga yang bisa terjangkau oleh semua kalangan.
“Semuanya itu kita kasih harga mulai dari harga 40 ribu rupiah sampai 400.000 rupiah. Penghasilan per bulan bisa mencapai 2 sampai 4 Juta rupiah per bulan,” tuturnya.
I Made menambahkan, hasil kerajinan yang dia produksi sudah dipasarkan hingga ke Manado.
“Semoga hasil kerajinan tangan saya ini mendapat dukungan dari pemerintah dan pasarannya bisa menjangkau daerah-daerah yang lain,” harapnya. (Laras Dondo/Erwin Makalunsenge)
Komentar