BOLMONGNEWS, KOTAMOBAGU – Memasuki pertengahan bulan Oktober 2016, Pendapatan Asli Daerah (PAD) perparkiran mencapai Rp814 juta atau 73 persen dari total target yang diberikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) sebesar Rp1,139 Miliar.
Namun, ironisnya, dari jumlah realisasi sebesar Rp814 juta tersebut, penghasilan para tukang parkir hanya Rp650 ribu, jauh dari Upah Minimum Propinsi (UMP) sebesar Rp2,550 juta dari kerja mereka selama 12 jam per hari.
“Kami per pos parkir ada tiga orang, mulai kerja pukul 6.30 pagi hingga pukul 7 malam. Tiga orang ini nanti hanya bergantian saat istirahat makan siang,” kata Papa Ayu, salah satu petugas parkir di Jalan Kartini.
Ia mengaku, setiap harinya mendapat pemeriksaan oleh staf dari Dishub sebanyak tiga kali dalam satu hari, yakni pukul 07.00 Wita, 12.00 Wita dan 17.00 Wita.
“Pagi mengecek berapa pendapatan hingga jam tersebut, siang juga, sore juga. Semua langsung dihitung oleh petugas dari Dishub dan langsung dicacat. Nanti pukul 8 malam baru diserahkan pendapatan parkir dalam satu hari dan karcisnya,” tambahnya.
Terpisah, Kepala UPTD Perparkiran Haris Manoppo mengakui, jika tak ada celah sedikitpun petugas parkir ini melakukan pungli. Pasalnya, di UPTD perparkiran telah membentuk tim yang terdiri dari empat orang untuk mengecek tiga kali dalam satu hari.
“Jujur kerja mereka berat dibanding honor mereka sebagai penjaga pos parkir. Tiap bulan mereka hanya diberi honor sebesar Rp650 ribu. Padahal target mereka cukup besar yakni lebih dari 1 miliar,” jelasnya.
Lanjutnya, honorer petugas parkir ada 23 orang yang bertugas di 6 pos parkir. Per pos parkir, mereka tiap hari diberi target PAD Rp300 ribu.
“Tiap jam 8 malam kami kumpulkan pendapatan mereka sekaligus karcisnya. Kalau uang setoran lebih besar dari jumlah karcis, maka sisa karcis yang ada kami robek. Karena kebanyakan pengendara tak mengambil karcis tersebut. Jadi jumlahnya tak ada selisih dengan karcis,” jelasnya.
Diterangkannya, selain memiliki 23 petugas parkir yang berada di 6 pos, Dishub juga memiliki petugas parkir tepi jalan umum yang bekerja di depan Abdi Swalayan. Namun, mereka merupakan pekerja lepas.
“Mereka juga kami targetkan PAD. Tahun ini mereka mendapatkan target 57 juta. Sementara realisasinya sudah 35,5 juta,” ujarnya.
Ia mengakui banyak sekali hambatan yang dialami petugas parkir untuk mencapai target. “Salah satunya adalah seringnya perbaikan jalan yang mengakibatkan tutupnya pos parkir,” ungkapnya. (Ratna)
Komentar