BolmongNews.com, Kotamobagu—Turunnya harga jual Kopra beberapa bulan belakangan ini menjadi masalah serius yang tengah dihadapi pemerintah. Pasalnya, harga salah satu komoditas andalan di daerah Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki penduduk yang sebagian besar adalah petani, beberapa bulan belakangan ini terjun bebas. Akibatnya para petani pun mengaku rugi.
Kian memukul lagi, meski harga kopra turun dari biasanya, upah pekerja tetap.
Data dihimpun saat ini harga kopra berkisar Rp2700 per kilo gram. Harga serendah itu, jika dihitung biaya operasional petani pun tak akan mampu tertutupi.
“Turunnya harga kopra sangat berdampak pada ekonomi petani. Harga sangat berpengaruh pada hasil panen. Bayar pekerja mahal, pengeluaran tidak sebanding dengan pemasukan,” kata Nurdin Mokodompit salah satu petani Kopra di Kotamobagu.
Akibatnya, kata Nurdin, banyak para petani kopra sekarang ini tidak mau lagi mengolah buah kelapa menjadi kopra.
“Kami meras rugi, hasil dari jual kopra tidak dapat menutupi biaya pengolahan, justru kami rugi,” ujarnya, Minggu (2/12).
Menurutnya, selama kurang lebih 12 tahun ia sudah menjadi petani kelapa. Meski pun harganya tidak menentu, namun jika dilihat dari tahun- tahun sebelumnya, harga kopra pada tahun ini yang paling anjlok.
“Awalnya Rp 9 Ribu per kilogram, kemudian turun Rp 6 ribu, turun lagi hingga Rp 3 ribu dan sekarang yang paling turun hingga 2 ribuan,” ucapnya.
Menanggapi keluhan petani, Wakil Walikota Kota Kotamobagu Nayodo Koerniawan mengatakan, saat ini pemerintah sedang berupaya menstabilkan harga kopra. Bahkan, sudah dibahas dalam rapat bersama Bappeda Sulut beberapa waktu lalu
“Harga kopra sementara diperjuangkan oleh pemerintah Provinsi, pada rapat lalu bersama Bappeda se Sulut sudah disampaikan, karena hal ini juga menyangkut kesejahteraan masyarakat petani. Sekarang Wagub ada di Belanda, karena ternya pembeli kopra terbesar itu ada di belanda,” ungkap Nayodo
Ia pun mengimbau agar para petani kelapa dapat bertahan dengan harga saat ini serta tidak putus asa menunggu harga kopra kembali stabil.
“Petani harus bersabar dan tetap melakukan panen kelapa seperti biasanya, bertahan dulu dengan harga sekarang, mudah-mudahan hasilnya sudah ada dan harganya akan normal kembali,” pungkasnya. (ewin)
Komentar