Teater Senjakala Loloda Mokoagow Sukses Digelar

BNews, KOTAMOBAGU – Pementasan teater berjudul Senja kala Loloda Mokoagow sukses digelar, Jumat (17/11/2023).

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kantor Diskominfo Kota Kotamobagu ini disutradarai Uwin Mokodongan.

Para pemain dalam pementasan teater diambil dari sejumlah penggiat budaya dan sejarah di Kota Kotamobagu dan Bolaang Mongondow.

Diantaranya dari Monibi Institute, Pusat Studi Sejarah Bolaang Mongondow Raya (PS2BMR), Sanggar Seni Abo Tadohe, Historia BMR, SMA Negeri 1 Passi dan dari SMA Negeri 2 Kotamobagu.

“Senja kala Loloda Mokoagow ini mengangkat kisah Datu Binangkang Loloda Mokoagow pasca Verbond 10 Januari 1679 dibuat oleh Robertus Padtbrugge, hingga pada masa suksesi tahta Loloda Mokoagow kepada putranya,” ungkap Uwin.

Dalam teater ini diceritakan tentang Verbond 10 Januari 1679 yang dicetuskan Robertus Padtbrugge.

Di mana Gubernur VOC di Maluku ini kembali datang ke Manado, lalu mengundang kepala – kepala kampung di pedalaman dan dataran tinggi.

“Para kepala-kepala kampung di undang untuk turun gunung menemuinya (Robertus Padtbrugge) di Manado, kemudian diminta berikrar di bawah sumpah untuk saling setia dengan kompeni (VOC) dan memutus keterhubungan dengan Loloda Mokoagow, karena raja ini sebut VOC dalam perjanjian itu, telah membuat berbagai kesukaran dan kesulitan hidup mereka,” kata Uwin menjelaskan isi Verbond tersebut.

Namun demikian, terang Uwin, di dalam perjanjian (Verbond) itu juga disebutkan, bukan mereka (suku-suku itu) yang meninggalkan raja, tetapi rajalah yang meninggalkan mereka.

“Olehnya tak ada alasan untuk tidak meninggalkan raja Loloda Mokoagow. Verbond itu dibuat 2 tahun pasca Loloda Mokoagow, Sultan Ternate (Sibori) dan sejumlah kerajaan yang dikonsolidasikan Ternate, di tahun 1677 berlayar ke utara dalam ikatan aliansi untuk menggempur Spanyol yang masih bercokol menanamkan pengaruhnya di Siau,” katanya.

Menurut Uwin, berdasarkan catatan sejarah, Robertus Padtbrugge (VOC Belanda) sebenarnya adalah tokoh yang berada di balik layar penggempuran aliansi Ternate terhadap Kerajaan Siau yang dicokoli Spanyol.

Ia memprovokasi Sultan Sibori dengan isu soal Maimuna (istri Sultan) yang di tahan Batahi.

“Sultan Sibori lantas mengonsolidasikan pasukan yang terdiri dari sejumlah kerajaan di Maluku, Sangihe, dan dataran besar Sulawesi Utara, di mana Kerajaan Bolaang, Bolangitang, Kaidipang, Limboto, Gorontalo, Buton turut terlibat dalam penggempuran yang tak seimbang itu,” ujarnya.

“Padtbrugge membawa VOC mengambil keuntungan dibalik perang yang sukses mengusir Spanyol selamanya dari utara Sulwesi, hingga monopoli bidang ekonomi menjadi milik VOC tanpa saingan,” sambungnya.

Uwin menambahkan, pementasan ini sekaligus menggambarkan kondisi batin Loloda Mokoagow dan orang-orang terdekatnya.

“Raja Loloda Mokoagow tak pernah menduga tak-tik devide et impera yang dimainkan Robertus Padtbrugge, dan berakibat hingga merengut ikatan persaudaraan di utara sulawesi terkoyak,” tambahnya.

Uwin juga menyampaikan terima kasih kepada sejumlah pihak yang terlibat dalam pementasan tersebut.

“Terima kasih kepada BPK atas dukungan lewat program fasilitasi Pemajuan Kebudayaan Tahun 2023 kategori perorangan, hingga teater senjakala Loloda Mokoagow ini bisa kami pentaskan dengan sukses, terima kasih juga untuk Dinas Kominfo dan Disbupdar Kotamobagu yang memberikan fasilitas dan semua pihak yang terlibat serta seluruh penikmat teater di Kotamobagu,” ucapnya.

Dalam teater ini juga ditampilkan beberapa istri Loloda Mokoagow.

Seperti sosok Kineke anak kesayangan dari Tonaas Wangko Negeri Tompaso, Malo Malangkasi perempuan Amurang Ibu dari Manoppo, Mekka istri Loloda di Manado, Bulandalo, dan Boki Langa’an Ibu dari Makalunsenge.

Satu persatu ditampilkan, bagaimana istri-istri Loloda Mokoagow ini menyampaikan isi hati mereka terhadap sosok Datu Binangkang atau Loloda Mokoagow.

Turut hadir dalam acara yang berlangsung kurang lebih dua jam itu, Tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVII Sulawesi Utara-Gorontalo, Disbudpar Kotamobagu dan sejumlah penonton yang memadati Aula Kantor Diskominfo Kotamobagu. (***)

 

Komentar