BolmongNews.com, Boltim – Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bolaang Mobgondow Timur (Boltim) Argo Sumaiku, kembali menyoroti penyediaan air bersih yang ada di setiap desa.
Menurut Argo, berdasarkan hasil reses di setip wilayah pemilihan, hampir rata-rata masyarakat terutama di desa terpencil mengeluhkan akan ketersediaan air bersih. Beberapa pekerjaan air bersih dinilai tidak sesuai harapan karena masyarakat tidak bisa menikmatinya.
“Pengadaan fasilitas air bersih yang dianggarkan melalui APBD sejak 2011 tak maksimal. Sebab hingga saat ini air bersih belum dinikmati maksimal oleh masyarakat,” ujar Argo, dalam gelaran Paripurna, Selasa (18/06).
Argo menilai, tidak maksimalnya pengadaan air bersih tersebut karena kurangnya pengawasan baik dalam tahap awal hingga tahapan penyelesaian pengadaan air bersih.
“Selain masyarakat tidak bisa menikmati air bersih. Ini terkesan hanya penghamburan uang daerah karena dianggarkan setiap tahunnya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Boltim, Sahrul Abdul Muis ST, mengungkapkan bahwa pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin dalam pengawasan pembangunan air bersih. Kata dia, di tahun 2019 akan ada empat program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) bagi masyarakat Boltim.
“Program Pamsimas III dilaksanakan untuk mendukung dua agenda nasional untuk meningkatkan cakupan penduduk terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan. Tahun ini kita siapkan 4 Pamsimas dan itu akan kita kawal agar masyarakat bisa menikmatinya,” ungkap Muis.
Muis menjelaskan, sebagai pelayanan publik yang mendasar, berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pelayanan air minum dan sanitasi telah menjadi urusan wajib Pemerintah Daerah. Untuk mendukung kapasitas Pemerintah Daerah dalam menyediakan layanan air minum dan sanitasi yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), Program Pamsimas berperan dalam menyediakan dukungan finansial baik untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana, maupun investasi non-fisik dalam bentuk manajemen, dukungan teknis, dan pengembangan kapasitas.
“Program Pamsimas dilaksanakan dengan pendekatan berbasis masyarakat melalui keterlibatan masyarakat dan pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat,” terang Muis. (Lee)
Komentar