BOLMONGNEWS.COM, Bolmong–Setelah sekian lama bersiteru, Desa Pinonobatuan bersatu (Imandi) dan Tambun di Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolmong, Kamis (12/9/2019), sepakat berdamai.Kawat besi memang masih terpasang di sekitar area persawahan kedua desa itu beserta aparat TNI dan Polri yang berjaga dengan senjata tajam. Tapi suasana di sekitarnya begitu teduh. Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow turun memimpin langsung deklarasi damai kedua desa tersebut.
Hadir pula Wakapolda Sulut Brigjen Pol Alex Mandalika, Kapolres Kotamobagu AKBP Gani Siahaan serta ribuan warga yang bertikai. Usai acara yang khidmat itu, warga kedua desa langsung berpelukan haru. Di dalam tenda, warga kedua belah pihak yang duduk bercampur, saling berpelukan. Beberapa diantaranya ternyata keluarga yang terpisah lama karena permusuhan antar kampung. Air mata meleleh dalam jumpa itu.
Di luar tenda, tepatnya di tengah areal persawahan, tempat darah kerap tumpah, suasana lebih haru. Para petarung garis depan yang umumnya masih muda saling bermaaf maafan. Mereka yang dulunya tampil paling depan dalam bertarung, kini tampil paling depan dalam perdamaian. “Sori ne tuhari,” kata seorang pemuda kepada pemuda lainnya.
Mereka lantas selfie bersama. Wakapolda kemudian bergabung dan suasana kian ceria. Sejumlah pemuda memanggil teman mereka untuk diajak berdamai bersama mantan musuh.
Beberapa pemuda menemui anggota polisi dan TNI dan minta maaf. “Sori komandan so beking susah, so setinggal bini anak kang,” kata seorang remaja.
Ajang itu juga jadi temu kangen warga dua kampung itu yang bersahabat lama. “Ele natal torang so nda ja baku salam, mar disini torang baku salam, damai jo, so lala bakalae,” beber seorang warga.
Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow lantas menemui para pemuda. Ia foto bersama mereka. Dinasihatinya mereka. “Jangan babakalae ne,” kata dia. Sejumlah ibu dari pemuda yang bertikai minta selfie dengan Yasti.
Mereka nampak sangat bahagia. “So brapa kali badamai, mar ini yang luar biasa,” kata Marlen seorang warga.
Yasti dalam sambutannya mengatakan, pertemuan itu merupakan kesepakatan damai malam sebelumnya di Hotel Sutan Raja Kotamobagu. Yasti berharap perdamaian kali ini mengakhiri perseteruan panjang kedua kampung itu yang telah berlangsung sejak 2004.
“Marilah kita melepaskan semua dendam dan permusuhan, damai itu indah,” kata dia.
Yasti menyebut, permusuhan antar warga telah menghancurkan warga sendiri. Warga kerap dibayangi kecemasan hingga terhalang dalam beraktivitas. “Yang paling sedih adalah keluarga di kedua kampung tidak bisa bertemu lantaran pertikaian itu,” kata dia.
Yasti minta warga untuk tidak menjadikan masalah pribadi jadi masalah sekampung. Warga juga diminta Yasti waspada dengan provokator. “Mereka itu yang suka pukul tiang listrik malam malam, saya minta provokator ditangkap,” beber dia.
Dia menjanjikan akan membangun pos penjagaan permanen diantara dua kampung yang bertikai. Aparat akan menjaga pos itu 1 x 24 jam. Menyitir doa dari seorang pendeta, Yasti sungguh berharap damai akan selama lamanya turun di dua kampung itu. “Mari usir semua kebencian, kita hidup dalam kasih dan damai,” beber dia.
Wakapolda Sulut dalam penyampaiannya membeber aparat siap melaksanakan razia miras, sajam serta knalpot racing.”Razia akan kita adakan untuk mewujudkan perdamaian di tempat ini,” kata dia.
Wakapolda menengarai pertikaian disebabkan oleh provokator. Ia janji menindak provokator itu. “Kami juga akan menindak semua kejahatan agar ada kepastian hukum diantara warga,” kata dia.
Wakapolda menyebut, pos hanyalah wahana mencegah pertikaian. Tapi yang paling utama adalah hati yang penuh kasih dan pengampunan.”Jika hati sudah penuh kasih, tak perlu lagi ada pos seperti ini,” kata dia.
Ia berjanji akan segera mencabut kawat pengamanan yang memisahkan kedua belah desa. Aparat yang berjaga akan ditarik perlahan. “Saya percaya kasih akan terus menyatukan warga disini,” kata dia.
Kapolres Kotamobagu AKBP Gani Siahaan meminta maaf atas tindakan aparat untuk membubarkan massa. “Ini semua kami lakukan karena kami sayang pada warga,” kata dia.
Gani bertekad merubah brand kekerasan di kedua desa itu. Dia ingin kedua kampung hidup tenang seterusnya. “Dari kampung yang penuh kebencian dan dendam jadi kampung yang membawa damai,” kata dia. (Viko)
Komentar