BolmongNews.com, Bolmong–Sebanyak 28 Guru di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), diduga menjadi korban penipuan sebuah travel di Manado.
Menurut salah satu guru yang menjadi korban, kejadian bermula saat Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan Bolmong bersama Dharma Wanita Bolmong melakukan pertemuan dan mengajak guru-guru untuk melakukan tour atau jalan-jalan di akhir tahun ke Singapura pada Oktober 2018.
“Kami pun sepakat bersama-sama akan berangkat, tapi sebagai syarat kami harus menyediakan uang sebanyak Rp 7 juta rupiah sebagai biaya perjalanan, yang menjadi penanggung jawab kegiatan itu Kepala Bidang (Kabid) PAUD Rusni Mokoagow, “ujar Guru yang meminta namanya dirahasiakan, Minggu (30/06).
Selanjutnya, pada pertemuan tersebut juga disepakati ada 3 kelompok yang akan berangkat, yang dimana setiap kelompok terdapat 20 hingga 30 orang.
“Kami masuk di kloter ke 3 dengan jumlah 28 orang termasuk istri Kepala Dinas, dengan kesepakatan itu kami pun melakukan pembayaran ke pihak travel sebesar Rp 6 juta, sisanya Rp 1 juta disetor ke Kabid,” ungkap dia.
Guru tersebut juga mengungkapkan kloter 1 dan kloter 2 sudah melakukan perjalanan, namun hingga saat ini memasuki pertengahan tahun untuk kloter 3 belum diberangkatkan. “Kami pun mulai curiga dengan mempertanyakan ke Kabid, namun menurut Kabid pihak travel telah melakukan penipuan,” terang dia.
Sementara itu Kabid PAUD Dinas Pendidikan Bolmong Rusni Mokoagow membenarkan hal tersebut, ia mengaku telah bekerja sama dengan travel Manado Graffity sebagai pihak ketiga.
“Memang ini tanggung jawab saya, tapi ini murni kesalahan travel, karena dananya saya sudah di transfer semua ke travel,” kata Rusni, Senin (01/07).
Menurut Rusni, pihak travel Manado Graffity mengaku dana untuk kloter 3 sebagian sudah terpakai untuk keberangkatan kloter 2.
“Katanya waktu itu dana sudah tidak cukup tapi dipaksakan, jadi dana untuk kloter 3 yang sudah ditransfer pun dipakai,” ungkap Rusni.
Rusni mengaku, sebagai tanggung jawab ia setiap hari mempertanyakan uang para guru yang sudah di transfer ke pihak travel. Namun pihak travel selalu berkelit bahwa meminta waktu pengembalian.”Jawabannya selalu saja meminta waktu untuk pengembalian, saya pun memberikan waktu tapi saya jadi sasaran kemarahan para guru,”ujar Rusni.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Bolmong Renti Mokoginta saat dikonfirmasi mengaku keberangkatan para guru tersebut merupakan kesepakatan pribadi para guru. Ia pun telah meminta kepada Kabid PAUD untuk mengajak guru melaporkan ke Polres Kotamobagu.
“Hari ini juga saya sudah instruksikan Kabid untuk laporkan ke Polres,”terang Renti.(Viko)
Komentar