BNews, KOTAMOBAGU – Salah satu penyebab naiknya harga bahan dipicu daya beli masyarakat yang cukup tinggi. Sementara pasokannya terbatas atau sedikit.
Terkait hal itu, Pemkot Kotamobagu mengajak kepada masyakat untuk belanja smart.
“Kami mengajak masyarakat untuk belanja smart, tanpa harus cemas akan ketersediaan pasokan di pasar, artinya belanja sesuai kebutuhan harian,” kata Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Kotamobagu, Suhartien Tegela, Rabu (15/2/2023).
Menurutnya, jika belanja satu jenis bahan dalam jumlah yang banyak tentu akan mempengaruhi harga.
Suhartien mengatakan hingga saat ini indeks perubahan harga sejumlah komoditi di Kotamobagu masih pada posisi konstan.
“Sesuai arahan Mendagri lewat rakor yang digelar secara rutin, pemerintah daerah diminta untuk mewaspadai naiknya tiga jenis komoditi, yakni beras, minyak kelapa dan gula putih, menjelang bulan ramadhan hingga idul fitri,” katanya.
Saat ini, terang Suhartien, permintaan pasar untuk sejumlah komoditi cukup mempengaruhi harga bahan pangan di pasaran.
Sehinga, ia menghimbau para petani untuk menjual hasil pertaniannya kepada pedagang lokal.
“Contohnya komoditi cabe, pekan lalu harganya diangka 35 ribu rupiah per kilogram, sepekan kemudian naik menjadi 45 ribu rupiah. Hal ini sebabkan stok cabe di pasar kita kurang, karena sebagian dijual ke pedagang-pedagang di luar Kotamobagu,” terangnya.
Sementara itu Sri Mokoagow salah satu warga desa Bilalang Satu Kecamatan Kotamobagu Utara mengatakan, sangat setujuh jika belanja smart ini diterapkan di Kotamobagu.
“Tak perlu memborong untuk kebutuhan beberapa hari ke depan, mari belanja secukupnya sesuai kebutuhan, sehingga dari sisi permintaan juga tidak ada lonjakan yang signifikan, dengan demikian harga komoditi tetap stabil, selain itu permintaan dan ketersediaan juga seimbang,” tandasnya.
Reporter: Miranty Manangin
Komentar