BOLTIM— Sejak ratusan tahun silam, tanaman pala telah dikenal sebagai komoditas bernilai jual tinggi. Tanaman asli Maluku ini diambil biji, salut biji (fuli), hingga buahnya.
Selain bubuknya kerap digunakan sebagai rempah-rempah dan bumbu masakan. Pala juga diambil minyaknya untuk pembuatan minyak astiri, bahan pembuat sabun dan parfum atau minyak wangi.
Tingginya nilai jual pala, membuat Deddy Ani warga Desa Buyat II Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), membudidayakan tanaman tersebut.
Tanaman pala miliknya kini sudah berumur 16 tahun. Dengan luas lahan sebesar 3 hektare, saat ini ia memiliki tanaman pala sebanyak 600 pohon. Untuk setiap masa panen, ia membutuhkan tenaga kerja sampai 10 orang.
Ya dengan adanya hasil panen ini sangat membantu kebutuhan keluarga. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini,” katanya, Senin (30/8).
Ia mengaku, dalam sekali panen mampu meraup hasil sampai ratusan kilogram.
Menurutnya, tanaman ini sangat menguntungkan. Karna semua bisa laku terjual mulai dari biji, fuli, sampai kulit. Dengan harga sekarang mencapai 50,000/kg untuk biji, fuli 250,000/kg dan kulit 5000/kg.
“Hasilnya tidak menentu, terkadang juga sampai satu ton lebih. Tiga bulan sekali panen. Saya juga masih akan menambah lagi untuk menanam tanaman pala ini,” pungkasnya.
(Gazali Potabuga)
Komentar