KOTAMOBAGU– Ketersediaan bawang merah di Pasar yang ada diwilayah Kotamobagu mampu memenuhi kebutuhan warga.
Menurut Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Disdagkop-UKM) Kotamobagu, Herman Aray, untuk pemenuhan permintaan masyarakat terhadap bawang merah, tidak hanya diambil dari petani dan pedagang lokal. Namun pihaknya juga mendatangkan bawang dari luar daerah untuk mengstabilkan harga.
“Untuk bawang merah ketersediaannya sudah banyak. Sehingga tak ada lagi kenaikan harga bawang yang bisa memicu inflasi. Tapi memang kualitas lokal ini masih harus bersaing dengan yang dari luar seperti dari Bima, NTB,” ujarnya.
Aray mengatakan, tidak ada keluhan dari petani maupun pedagang lokal terkait impor bawang merah dari luar daerah. “Bahkan pasaran bawang merah beberapa minggu terakhir cukup bagus. Stoknya banyak, tidak langka,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) Kotamobagu telah merilis tingkat inflasi dan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kotamobagu pada Juni 2020 pada laman resmi kotamobagukota.bps.go.id.
Dari besaran inflasi sebesar 1,23 persen, bawang merah menjadi komoditas paling dominan dalam menyumbang inflasi, yakni sebesar 0,5052 persen. Menyusul bawang merah, ada daun bawang yang menjadi penyumbang inflasi kedua tertinggi yakni sebesar 0,2421 persen. (*/Erwin Makalunsenge)
Komentar