BOLMONG–Mata peneliti perikanan tertuju ke Pantai Kelurahan Inobonto, Bolmong, Sulawesi Utara.
Di pesisir pantai di kelurahan Inobonto, sebuah bayi Paus Pembunuh (Orca) terdampar Rabu, (24/06). Oleh warga setempat, Paus tersebut sempat dikira lumba-lumba.
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Dr. Ir Suria Darwisito, MSc menyebut peristiwa itu merupakan fenomena baru. “Ini memantik rasa penasaran ilmiah saya, sungguh peristiwa langka,” kata dia.
Setahunya, peristiwa terakhir terdamparnya paus tersebut di Indonesia terjadi 20 tahun lalu.
Tepatnya di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia menduga, ada dua faktor penyebab paus ini terdampar.
“Yang pertama adalah terpisah dari kawanan akibat pergerakan arus laut atau perubahan iklim,” ujar dia.
Kedua, beber dia, akibat gempa bumi 6,3 skala richter di Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) sehari sebelumnya.
Gempa yang memicu pergerakan arus membuat sensor pada paus ini terganggu. “Ia kemudian terpisah dari kawanannya,” kata dia.
Terpisah peneliti paus orca studi S2 pasca sarjana Universiyas Negeri Gorontalo Verrianto Madjowa menerangkan, bahwa kemunculan paus orca di laut sulawesi sudah terlihat sejak beberapa tahun belakangan.
“Terakhir kita menemukan di Teluk Tomini tahun 2016 silam, seekor paus orca masuk di jaring nelayan kemudian dilepas kembali,” kata dia.
Verrianto menjelaskan, lokasi kemunculan paus orca di Inobonto karena wilayah tersebut masuk dalam wilayah laut sulawesi yang merupakan jalur paus orca.
“Kelompok ikan ini sudah terpantau beberapa bulan belakangan di laut sulawesi, hanya saja dia berbeda dengan ikan lain seperti tuna yang bergerombol, ikan ini paling banyak 7 ekor jika melintas, kalau di gorontalo paling banyak 5,” ucap Verrianto.
Menurutnya, kemunculan paus orca di pantai utara Inobonto ini karena mengejar makanan. “Karena di pantai utara banyak ikan teri sehingga ikan lainnya juga banyak sebagai sumber makanan,” kata dia.
Verrianto menyebut, tipe ini paus memiliki gigi dan bisa menyerang mangsa, bahkan hiu sekalipun. Dilihat dari ukurannya, yang di Inobonto masih muda sekali. “Jarang paus Orca bergerak sendiri, mereka biasa mengelompok dan sangat berani memasuki perairan dangkal,” jelas dia.
Pemkab Berhasil Selamatkan Paus Orca
Sementara itu Pemkab Bolmong melalui Dinas Kelautan dan Perikanan bertindak cepat. Dibantu nelayan sekitar selama 2 jam bayi paus orca tersebut digiring ke laut lepas menggunakan perahu nelayan.
“Kami dari instansi terkait dibantu oleh warrga sekitar untuk merilis paus orca ini menggunakan perahu nelayan,”ujar Kepala Dinas Keluatan dan Perikanan Bolmong, Wahyudin Gonibala, Rabu (24/06).
Wahyudin mengatakan sekitar pukul 15.00 wita, paus orca digiring ke laut dengan jarak sekitar 1 kilometer. “Setelah di rilis, kita pantau di beberapa bagian timur sampai pesisir pantai lain, hingga pukul 17.00 wita, alhamdulillah paus orca sudah tidak kembali,”jelasnya.
Diberitakan sebelumnya seekor bayi paus orca terdampar di Pantai Utara Kelurahan Inobonto, Kabupaten Bolmong, Rabu (24/06/2020).
Penemuan ini pertama kali oleh sejumlah nelayan pesisir pada pukul 05.00 Wita. Menurut Astam salah satu nelayan, dirinya mendengar suara teriakan hewan dibelakang rumahnya yang bertepatan dibelakang pantai. “Setelah saya cek, ternyata ikan ini telah terdampar,”ujar dia.
Ia dan nelayan lain pun berusaha mengembalikan mamalia laut tersebut ke air. Namun hingga pukul 07.00 wita, ikan tersebut selalu kembali ke darat. “Warga sekitar pun menjadi heboh dan berkumpul melihat ikan itu,” kata dia.
Warga mengira ikan tersebut adalah jenis lumba-lumba biasa. Sehingga mereka tidak khawatir menyentuh dan mengembalikan ke laut.
Hingga pukul 15.00 wita, ikan tersebut masih kembali ke darat meski selalu didorong warga menuju tengah laut.
Warga termasuk anak-anak mulai mendekati bahkan memeluk ikan tersebut. Beberapa diantaranya pun mengabadikan foto dan video di media sosial ikan tersebut.
Namun setelah ditelusuri ikan tersebut bukanlah lumba-lumba biasa pada umumnya, melainkan jenis bayi paus orca.(Viko)
Komentar