BOLMONG–Kementrian Pertanian Republik Indonesia melalui Karantina Pertanian, melakukan pengecekan langsung tanaman porang di Desa Sauk Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Jumat (19/2/2021).
Pengecekan itu dilakukan untuk memastikan adanya tanaman Porang yang belakangan diketahui banyak tumbuh di lokasi perkebunan desa tersebut.
Sebelum ke lokasi perkebunan, Tim Karantina Pertanian yang terdiri dari Analis Karantina Pertanian, Ervina dan Penanggungjawab Karantina Pertanian wilayah kerja Bandara Sam Ratulangi, Suhadi Laoh, terlebih dahulu melakukan pertemuan bersama pemerintah desa dan sejumlah warga, khususnya petani porang.
Dalam pertemuan tersebut, para petani mengungkapkan, hampir seluruh warga Desa Sauk, sudah melakukan budidaya tanaman yang bernilai ekonomis tinggi itu.
Tanaman ini memiliki banyak manfaat. Diantaranya, dijadikan bahan makanan, kosmetik dan bahan baku perekat pesawat terbang.
“Saat ini sudah ada lebih dari 10 hektar lahan masyarakat yang ditanami tanaman Porang,” ungkap Muktar Gobel.
Menurut Muktar, tanaman ini sebelumnya hanya tumbuh liar di lahan perkebunan warga.
“Sebelumnya kami belum tau jika tanaman ini memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Hanya hidup liar. Baru beberapa bulan ini kami tau harganya cukup tinggi. Dua tahun kedepan kami bisa pastikan produksi tanaman Porang di Desa Sauk ini, bisa mencapai ratusan ton per panen,” ujarnya.
“Pembelinya ada beberapa orang. Bulan Desember lalu untuk umbi dibayar per kilo 6 sampai 8 ribu rupiah. Untuk buah katak per kilo 115 rbu rupiah,” sambungnya.
Sementara itu, Penanggungjawab Karantina Pertanian wilayah kerja Bandara Sam Ratulangi, Suhadi Laoh, mengatakan, tanaman porang menjadi salah satu komoditas di provinsi Sulawesi Utara yang direncanakan untuk produk ekspor ke negeri Sakura, Jepang.
“Sesuai informasi yang kami terima, tanaman porang ini banyak tumbuh diwilayah perkebunan desa Sauk. Kunjungan kami untuk memastikan informasi tersebut. Tanaman ini salah satu komoditas yang disiapkan untuk produk ekspor, ” kata Suhadi.
Selain itu, kata Suhadi, program Karantina Pertanian salah satunya juga menciptakan eksportir baru. Hal tersebut juga dimudahkan dengan telah dibukanya jalur penerbangan langsung antara Bandara Sam Ratulangi Manado ke Bandara Narita, Jepang.
“Kami berharap masyarakat Desa Sauk bisa menjadi pengekspor tanaman Porang ini. pungkasnya.
Peliput: Erwin Ch Makalunsenge
Komentar