Soal Tuntutan ke JRBM, Sejumlah Aktivis Dukung Langkah LSM Insan Totabuan

BolmongNews.com, Bolmong—Langkah yang dilakukan LSM Insan Totabuan untuk meminta tanggungjawab PT JResources Bolaang Mongondow (JRBM),  terkait tragedi tambang di desa Bakan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolmong, didukung sejumlah aktivis Bolmong Raya.

BACA JUGA: Terkait Insiden Tambang Bakan, LSM Insan Totabuan Minta PT JRBM Bertanggungjawab.

Diantaranya, mantan ketua BKPRMI, Dedi Martasen. Menurutnya, PT JRBM harus bertanggungjawab atas penuntasan evakuasi korban longsor. Mengingat wilayah tersebut adalah wilayah kerja PT JRBM.

“Proses penambangan ilegal selama ini berarti ada semacam pembiaran dari perusahaan,” kata Martasen yang saat ini menjabat Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kota Kotamobagu.

Lanjutnya, PT JRBM harus bertanggung jawab kepada masyarakat korban dan kepada pemerintah secara hukum atas kejadian tersebut. Serta Pemerintah harus menghentikan kegiatan PT JRBM.

“Sekiranya bentuk-bentuk  tanggungjawab atas musibah ini tidak ditunjukkan secara baik oleh perusahan,” ujarnya.

Senada disampaikan Irawan Damopolii. Aktivis BMR ini juga mendukung sikap dan langkah ketua LSM Insan Totabuan, Sehan Ambaru.

“Dengan ikut melakukan langkah formal bersama. Karena JRBM terindikasi melakukan proses pembiaran, bahkan di beberapa akses yang menuju lokasi kejadian reruntuhan ternyata diduga security PT JRBM melakukan pemungutan biaya masuk kepada para penambang. JRBM dengan seluruh fasilitas manajemennya sangat memahami aktifitas para penambang yang tertimbun tersebut. Sehingga secara hukum JRBM sangat bertanggung jawab dengan konsekwensi yang di alami oleh para korban di daerah pertambangan tersebut,” katanya.

Irawan menjelaskan, ini masalah hukum dan kemanusiaan. Jika PT JRBM tidak mau bertanggung jawab atas dugaan adanya  pembiaran, maka ini kata Irawan adalah bentuk penghianatan kemanusiaan pada rakyat Bolaang mongondow.

“Lebih khusus keluarga korban. Sekaligus ini adalah bentuk delik pelanggaran hukum atas kejadian pada korban-korban reruntuhan tersebut,” jelasnya.

Terpisah PT JRBM saat dikonfrimasi melalui bagian Humas, Ferry Siahaan mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pihak Manajemen PT JRBM.

“Kami masih berkoordinasi dengan manajemen. Jika sudah ada update, akan saya informasikan kepada rekan-rekan,” singkatnya melalui WhatsApp, Sabtu (9/3/2019). (ewin)

 

 

Komentar