BOLMONGNEWS BOLMONG-Terkait kisruh tapal batas antara Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) dan Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), alangkah baiknya diselesaikan dengan budaya Mongondow yaitu musyawarah.
Hal tersebut menurut salah satu tokoh Bolmong Raya Benny Rhamdani, sebagai solusi yang terbaik bagi dua daerah yang bersaudara itu.
“Perlu bersikap bijak dan hadapi dengan kepala dingin serta hati yang jernih,” ungkap Benny, Selasa (31/7/2018)
Sebab, kata wakil ketua komite I DPD RI ini, sengketa tapal batas dalam berbagai kasus di Indonesia, banyak contoh berujung pada konflik sosial dan fisik ditengah masyarakat.
“Bicara tapal batas sangat sensitif, karena pertama bicara kedaulatan wilayah yang tentu ujungnya adalah harga diri. Kedua bicara sumber daya alam yang ujungnya kepentingan ekonomi masing-masing Kabupaten. Karena dua hal itu dominan terjadi,” kata senator itu.
Lanjutnya, perseteruan yang terjadi antar kedua pemimpin wilayah, Bolmong dan Bolsel, menurutnya tak perlu terjadi, jika ada pihak yang mampu mediasi.
“Kalau masing-masing pihak (Bupati Bolmong dan Bolsel,red) mengedepankan kepentingan sepihak dengan cara emosional, tanpa memperhitungkan dampak yang ditimbulkan maka bahaya. Saran saya, pemerintah provinsi cepat untuk memediasi, forkopimda juga turun tangan membantu mediasi,” himbaunya sembari menambahkan buntut sengketa tapal batas, imbasnya masyarakat yang dirugikan.
“Karena bisa saja masyarakat tersulut, akibat bahasa para pemimpin di media massa. Kalau ini terjadi, akan berbahaya. Saran saya, duduklah bersama dimediasi pemerintah provinsi selesaikan secara baik dengan cara arif, bersikap bijak berkepala dingin dan berhati jernih. Selesaikanlah masalah dengan pendekatan Culture Bolaang Mongondow. Saya yakin bisa, karena mereka pemimpin bagi rakyat di masing-masing wilayahnya,” pungkasnya. (Tim)
Komentar