Kilas Balik Merdeka Belajar: Belajar Asyik dan Menyenangkan

Oleh: Untung Wahyudi

Tak terasa sudah tiga tahun lebih program Merdeka Belajar digulirkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Hingga saat ini ada 24 episode Merdeka Belajar yang telah berlangsung dan sebagian besar sudah dijalankan dengan baik.

Program-program tersebut berjalan sesuai instruksi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) sejak episode pertama hingga dua puluh empat.

Ada banyak program yang telah berjalan dan berhasil dipraktikkan sebagai bentuk keseriusan dan kepedulian Pemerintah dalam memajukan pendidikan Indonesia.

Di antaranya adalah program guru penggerak, sekolah penggerak, organisasi penggerak, optimalisasi penggunaan dana BOS, pemberian beasiswa berupa KIP kuliah, kurikulum merdeka, dan berbagai program yang telah dijalankan dari episode ke episode.

Hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia, sebagaimana dikutip dari mediajatim.com, 30 Juni 2022, menunjukkan bahwa selama ini, 75% masyarakat puas dengan kinerja dan program yang dilaksanakan Kemendikbudristek.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek, Anang Ristanto, mengungkapkan, hasil survei merupakan bentuk gotong royong dan partisipasi publik untuk bersama-sama memajukan pendidikan di Indonesia.

Anang meyakini, walaupun tingkat kebermanfaatan sudah tinggi, namun masih ada 5-25 persen yang tingkat kebermanfaatannya masih kurang.

Anang mengungkapkan, ini merupakan tantangan bagi Kemendikbudristek agar menjadi lebih baik lagi untuk meningkatkan pengetahuan dan meyakinkan masyarakat akan program Kemendikbudristek.

Pihaknya akan berupaya untuk terus melakukan perbaikan, salah satunya dengan melakukan sosialisasi melalui berbagai media kepada pemangku kepentingan dan juga dengan pelibatan publik.

Belajar yang Menyenangkan
Selama ini, banyak program Merdeka Belajar yang menyita perhatian publik, salah satunya adalah Kurikulum Merdeka.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Kurikulum Merdeka berfokus pada materi yang esensial dan pada pengembangan karakter profil Pelajar Pancasila.

Dalam implementasinya, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar. Sehingga, proses pembelajaran di kelas bisa disesuaikan dengan kebutuhan serta minat peserta didik.

Hal ini sebagaimana disampaikan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, dalam peluncuran Kurikulum Merdeka pada Februari 2022 lalu.

Anindito menambahkan, Kemendikbudristek mendorong satuan pendidikan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kesiapan masing-masing satuan pendidikan.

Kurikulum Merdeka juga dirancang untuk memberi fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk membuat kurikulum operasional satuan pendidikan yang kontekstual, agar pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

Kurikulum Merdeka ini merupakan opsi bagi semua satuan pendidikan, yang dalam proses pendataan, merupakan satuan pendidikan yang memiliki kesiapan melaksanakan kurikulum Merdeka Belajar.

Sehingga, sekolah yang belum siap untuk menggunakan Kurikulum Merdeka masih dapat menggunakan Kurikulum 2013.

Jika menilik berbagai program yang selama ini digulirkan Kemendikbudristek, termasuk Kurikulum Merdeka, semua bertujuan untuk memberikan peningkatan dalam proses pembelajaran.

Dengan kurikulum baru tersebut diharapkan siswa bisa melaksanakan proses belajar dengan menyenangkan. Tidak akan ada lagi materi pelajaran yang dianggap momok sehingga mereka enggan mengikuti proses belajar di kelas.

Memang, selama ini berbagai program Kemendikbudristek masih belum berjalan sempurna.

Karena itu, sebagaimana harapan Mendikbudristek Nadiem Makarim, dukungan dari berbagai pihak, termasuk para pemangku kepentingan, diharapkan bisa saling bahu-membahu memberikan dukungan sehingga program demi program Merdeka Belajar bisa berjalan dengan baik untuk kemajuan pendidikan Indonesia.

*) Untung Wahyudi, lulusan UIN Sunan Ampel, Surabaya. Kini tinggal di Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Komentar