BNews, KOTAMOBAGU — Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XVII Sulawesi Utara dan Gorontalo (SulutGo), menggelar festival Kabela, Sabtu (31/8/2024).
Festival Kabela ini dilaksanakan dengan menggandeng Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Kotamobagu.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Kota Kotamobagu, Sofyan Mokoginta, di Lapangan Boki’ Hontinimbang.
“Saya atas nama pribadi dan seluruh jajaran Pemerintah Kota Kotamobagu menyampaikan penghargaan, apresiasi yang tinggi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah XVII, jajaran panita serta seluruh pihak yang turut mensukseskan Festival Kabela pada malam hari ini,” kata Mokoginta.
“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kearifan serta meridhoi setiap aktivitas kita dalam memberikan pengabdian kepada daerah dan masyarakat khususnya dalam melestarikan seni dan kebudayaan di daerah tercinta ini,” sambungnya.
Budayawan Bolaang Mongondow Raya, Chairun Mokoginta dalam bincang budaya di festival ini mengatakan, Kabela merupakan salah satu warisan budaya Bolaang Mongondow.
Dia menjelaskan, kebudayaan adalah tradisi dan juga jati diri yang bisa menjadi pembeda satu suku dengan suku lainnya.
“Khusus Kabela asal kata kabel artinya tinggal. Artinya diharapkan orang yang makan siri pinang yang diletakan dalam wadah atau yang disebut Kabela ini, maka hatinya tetap tinggal di daerah Bolaang Mongondow,” kata Chairun.
Lanjutnya, Kabela memiliki 7 motif yang memiliki makna yang berbeda-beda. Salah satunya motif Lumandai yang diambil dari tumbuhan.
Kabela juga merupakan simbol kehormatan adat. Di mana diletakan didalamnya, sirih, pinang dan kapur.
“Suku Mongondow mengenal Kabela ini dengan simbol menyatunya jiwa harapan, keinginan dan kehormatan bagi tamu yang datang,” terangnya.
“Wadah ini juga digunakan untuk meletakan mas kawin bagi orang yang menikah,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BPK wilayah XVII SulutGo, Sri Sugiharta mengatakan, Kabela merupakan salah satu objek pemajuan kebudayan dan sudah menjadi warisan budaya Indonesia.
“Maka ini menjadi salah satu sasaran pemerintah dalam pemajuan agar tidak mundur atau hilang sehingga festival ini dilakukan,” kata Sugiharta.
Dia berharap, Kabela ini tetap eksis di tengah – tengah masyarakat Bolaang Mongondow Raya.
“Nah, untuk pemajuan kebudayaan ini harus ada kolaborasi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” ujarnya.
Sugiharta menambahkan, dengan adanya festival Kabela ini, maka secara tidak langsung telah memberikan ruang ekspresi kepada para pelaku budaya dan lainnya.
“Harapannya juga berdampak pada kesejahteraan masyarakat sebagai para pelaku budaya itu sendiri,” ujarnya.
Dalam festival ini dipentaskan tarian kreasi Kabela oleh para pelajar dari berbagai sanggar tari di Bolmong Raya. Selain itu, ditampilan juga dana-dana, stand up comedy, bincang budaya, teater dari Institute Monibi’, band lokal Braga dan Door Prize.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Faradila Bachmid duta baca Sulawesi Utara, sejarawan muda Kota Kotamobagu, Murdiono Mokoginta, pimpinan OPD, Forkopimda dan masyarakat Kota Kotamobagu.
Penulis: Erwin Ch Makalunsenge
Komentar