Bupati Bolmong Terima Gelar Adat ‘Bogani Ki Yasti’

BOLMONG – Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Dra Hj Yasti Soepredjo Mokoagow dianugerahi gelar adat ‘Bogani Ki Yasti’, Senin 22 Maret 2022.

Selaku pemangku adat tertinggi, Bupati mendapat anugrah tersebut dikarenakan termaksud salah satu tokoh pemimpin yang berpengaruh serta berkontribusi besar bagi pembangunan masyarakat di Kabupaten Bolmong.

Selama masa kepemimpinannya, Yasti Soepredjo Mokoagow, bisa membawa perubahan dalam kemajuan Kabupaten Bolmong.

Mulai dari hadirnya Kawasan Industri Mongondow (Kimong), Pembangunan Bandara Loloda Mokoagow, Pembangunan Waduk Pindol, Terminal Tipe A Lolak, serta pembangunan lainnya yang terus dimaksimalkan hingga sekarang.

Dedikasi Bupati, atas pembangunan daerah itu ditunjukkannya mulai dari menjabat Ketua Komisi V DPR RI, hingga menjabat Bupati Bolmong.

Tentu itu dilakukan Yasti Soepredjo Mokoagow, dengan tulus ikhlas untuk membangun Kabupaten Bolaang Mongondow.

Sehingga, pemangku-pemangku adat bersepakat memberikan gelar adat kepada Yasti Soepredjo Mokoagow sebagai “Bogani Ki Yasti”.

Proses gelar adat itu pun dilaksanakan di Rumah Dinas (Rudis) Bupati Bolmong, Lolak, Senin 21 Maret 2022, pagi.

Pemberian anugrah ini, merupakan gelar kepada pemimpin kelompok masyarakat Mongondow terdahulu.

Tampak dalam prosesi acara, Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow, ikut mengenakan Tapaluk atau simbol pakaian yang biasa digunakan oleh para Bogani perempuan, saat akan menerima gelar adat tersebut.

Sebelumnya, proses pemberian gelar adat tersebut, telah berproses di 15 Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Bolmong secara serentak. Melalui musyawarah adat (Mobakid), pada Jumat 18 Maret 2022, pekan lalu.

Proses itu dipimpin langsung pemangku adat di tiap kecamatan dan melekat ke camat di masing-masing kecamatan.

Musyawarah mobakid itu sendiri, melibatkan semua perwakilan lembaga adat di 200 desa dan dua Kelurahan di Kabupaten Bolmong.

Melalui musyawarah mobakid itu, mereka sepakat, pemberian gelar adat “Bogani Ki Yasti” kepada Ki Sinungkudan di Kabupaten Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow.

Menurut tokoh adat Bolmong juga Ketua Lembaga Warisan Budaya Bolaang Mongondow Raya (LWB_BMR) Chairun Mokoginta, sebelum pelaksanaan pemberian adat kepada pemangku adat tertinggi melekat ke Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow.

Tahapannya pun didahului musyawarah mobakid di wilayah masing-masing kecamatan.

“Hasil kesepakatan musyawarah mobakid tersebut diteruskan ke kabupaten untuk ditindaklanjuti oleh pemangku adat dalam pemberian gelar,” katanya.

Dijelaskan Chairun beberapa waktu lalu, pakaian Tapaluk yang digunakan oleh Yasti terdapat beberapa bagian, yakni bagian kepala disebut Papodong, yang diikat pada lengan tangan adalah Batakan, kain melingkari tubuh disebut Bandang, pada pinggang disebut Bongkol.

“Yang di tangan itu Pateda namanya, ada juga Lingkit digantung di lengan,” jelasnya lagi.

Kemudian, usai prosesi adat dalam pemberian gelar adat, Yasti diarahkan duduk di Kolatag (dimaknai sebagai tempat duduk kehormatan).

Setiap aksesoris yang digunakan di Kolatag seperti kain-kain mempunyai arti masing-masing.

Chairun menjelaskan, aksesoris yang ada di Kotalag, seperti kain sikayu momobatunan artinya, harus saling mengangkat membantu menasehati ke hal-hal baik, untuk kebaikan semua makhluk hidup.

Sedangkan untuk kain yang menjadi pengalas tempat duduk di kolatag adalah kain kinatola, obat atau mayana motif ini ditujukan supaya orang yang duduk akan selalu sehat dan dijauhkan dari segala macam penyakit, motifnya juga diketahui, khusus untuk wanita.

Sedangkan untuk belakang kursi kolatag yang berwarna kuning, merupakan simbol dari cahaya. Sehingga, orang yang duduk akan selalu mendapat cahaya yang terang.

Dan yang paling khusus adalah kain antik turia’ sangat diagungkan. Karena yang bermotif-motif hijau itu merupakan yang paling sakral.

“Jadi, kain ini hanya digunakan di kalangan yang berdara biru. Dan tidak sembarang orang yang boleh menggunakannya,” ujar Chairun.

Kain turia’ itu juga kata Chairun, sudah berusia hampir 400 tahun. “Kain itu merupakan kain (pinogama ki buloi Antong tangoinya ki Lalara, yang berasal dari Spanyol,” ujarnya.

Usai dianugerahi gelar “Bogani Ki Yasti” Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow secara pribadi, keluarga, dan pemerintah kabupaten Bolmong menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Bolmong.

Teristimewa kata dia, kepada seluruh tokoh-tokoh adat, sangadi, BPD, yang sudah memberikan gelar adat sebagai “Bogani Ki Yasti” tentu ini merupakan penghormatan dari masyarakat kepada dirinya.

“Ini adalah amanah dari masyarakat, alhamdulilah saya terima dengan baik, dengan senang hati.

Dan tentu kedepan wajib bagi saya, di manapun saya berada, untuk tetap menghormati dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya Bolmong,” tegasnya.

Yasti menjelaskan, adalah kewajiban baginya untuk memajukan Bolmong, istimewanya setiap anak Bolmong harus dibantu, sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Agar supaya kata Yasti, anak-anak orang mongondow yang dimaksudkan adalah seluruh masyarakat Bolmong dengan berbagai macam suku, ras, dan agama itu adalah orang mongondow.

Karena ucap Yasti, dimana bumi kita pijak, disitu langit kita junjung. Jadi, setiap anak mongondow entah itu dari suku apapun, agama apapun yang sudah lahir, besar, kawin-mawin dengan orang mongondow, itu semua orang mongondow.

“Tentu menjadi kewajiban bagi saya sesuai, dengan kemampuan saya, untuk kita sama-sama saling memajukan.

Insyaallah, amanah ini saya akan jaga dengan sebaik-baiknya,” tutupnya.

 

(Advetorial)

Komentar