BNews, KOTAMOBAGU – Penjabat (Pj) Wali Kota Kotamobagu, Abdullah Mokoginta, mengimbau masyarakat untuk memaksimalkan program dapur hidup sebagai langkah strategis menghadapi kenaikan harga bahan pangan pokok.
Menurut Abdullah, pekarangan rumah dapat dioptimalkan menjadi lahan produktif yang menghasilkan berbagai komoditas penting. Langkah ini dinilai efektif dalam menghadapi lonjakan harga pangan yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
“Sampai saat ini, pemerintah terus berupaya menekan inflasi karena dampaknya sangat besar pada perekonomian masyarakat,” ujar Abdullah.
Ia juga menekankan pentingnya kemandirian pangan di tingkat rumah tangga, terutama terkait komoditas seperti cabai dan tomat, yang kerap mengalami kenaikan harga drastis.
“Bayangkan saja, jika harga cabai dan tomat tak lagi terjangkau, tentu akan memberatkan. Karena itu, kita dorong program dapur hidup, yang dipelopori oleh ibu-ibu PKK, untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah masing-masing,” lanjut Abdullah.
Meskipun terkesan sederhana, Abdullah yakin bahwa pemanfaatan lahan pekarangan sebagai dapur hidup bisa memberikan manfaat yang signifikan.
“Dengan adanya dapur hidup, kebutuhan seperti cabai, bawang, tomat, hingga sayur-sayuran lainnya sudah bisa dipenuhi langsung dari pekarangan rumah sendiri. Ini tidak hanya mengurangi dampak kenaikan harga, tetapi juga meningkatkan kemandirian pangan masyarakat,” tambahnya.
Program ini juga selaras dengan gerakan “Marijo Bakobong” yang dicanangkan oleh Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, dan Wakil Gubernur Steven Kandouw. Gerakan ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan-lahan tidur, khususnya untuk menanam komoditas yang mempengaruhi inflasi.
Dengan gerakan Marijo Bakobong, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara berupaya memastikan ketersediaan pangan serta mendukung kedaulatan pangan demi kesejahteraan rakyat. Program ini dianggap mampu menjaga stabilitas harga dan meminimalkan ketergantungan pada pasar.
Reporter: Nindy Pobela
Komentar