Pilkada Telah Usai: Menatap Masa Depan Boltim Bersama Oskar – Argo

Oleh: Patra Mokoginta

Penulis itu merdeka, contohnya saya yang tanpa beban, bebas menulis tentang terpilihnya Oskar Manoppo sebagai Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim) dan Argo Sumaiku sebagai wakil Bupati Boltim.

Kemungkinan tidak semua pemilih Boltim yang sempat membaca atau tertarik dengan visi misi baik dari pemenang (Oskar-Argo) atau rivalnya (Sachrul-Rusmin).

Tapi bisa dipastikan bahwa mayoritas rakyat Boltim inginkan perubahan daerah ini kearah lebih baik.

OPD dan Arah Kebijakan Baru

Visi misi Oskar-Argo (seharusnya) membuat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bisa menarik nafas segar. Sebab arah pembangunan Boltim nanti akan sinergis baik dengan pemerintah provinsi maupun pusat.

Kita perlu ambil pelajaran kebijakan saat ini yang menempatkan pariwisata sebagai program unggulan Boltim.

Sementara itu dalam perencanaan provinsi Sulawesi Utara dan Nasional, Boltim bukan prioritas pariwisata. Hasilnya dapat kita lihat setidaknya dalam jangka waktu 4 tahun ini.

Visi Misi Oskar-Argo menempatkan pembangunan pariwisata tetap bagian yang terintegrasi dengan program peningkatan ekonomi lainnya, pariwisata bukan prioritas.

Ini tentunya cukup membuat kepala Dinas dan Badan, lega. Khususnya Dinas Pariwisata yang sempat memikul beban sebagai ujung tombak pelaksana visi misi bupati padahal anggarannya sangat minim.

Siapa pun Kadisnya pasti akan kelihatan seperti tidak kerja dimata awam.

Visi misi “Membangun Desa” dari Oskar-Argo akan selaras dengan visi misi dan program yang bakal digulirkan oleh Gubernur dan wakil Gubernur terpilih, terkait pembangunan Sulawesi Utara yang merata termasuk fokus daerah pinggiran (Bolmong Raya dan Kepulauan Sangihe Talaud).

Selain itu, Penempatan ASN sesuai skill juga akan sangat berpengaruh dalam upaya mewujudkan kebijakan yang bakal diterapkan oleh Oskar-Argo.

Oskar Manoppo Dan Argo Sumaiku Milik Boltim Seutuhnya.

Oskar-Argo dalam dalam rapat pleno KPU Boltim (3 Desember 2024) menang, dengan jumlah pemilih 52% yang berarti hampir setengah (48%) pemilih Boltim lebih percaya kepada Sachrul Mamonto-Rusmin Mokoagow.

Ini menjadi tantangan bagi Oskar-Argo kedepan nanti. Mereka ini rakyat Boltim yang belum percaya kemampuan pasangan Oskar-Argo untuk menjadi nakhoda Boltim.

Sementara itu 52% yang memilih Oskar-Argo adalah tidak puas dengan pemerintahan yang dinakhodai oleh Sachrul Mamonto.

Kelak, gabungan dari pemilih kedua pasang kandidat ini (100%) akan menjadi “juri” untuk menilai kinerja Oskar-Argo selama 5 tahun kedepan, nilai ini akan muncul secara nyata pada saat pilkada Boltim tahun 2029 nanti, apakah yang puas diatas atau dibawah 50% terbaca dalam hitungan suara total pemilih.

Satu-satunya cara untuk mendapatkan nilai “plus” hanyalah membangun Boltim secara merata tanpa pilih kasih, sesuai program pembangunan yang tertuang dari visi misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih.

Nasib seluruh rakyat Boltim adalah tanggung jawab Oskar-Argo selaku Bupati dan Wakil Bupati.

Moposiup Pa Kon Dega’ Dewa Mai Notontaga Koi Guya-guyangku Ki Ama Zaki

Ama’ Zaki, konon setelah pelantikan Bupati, “di daerah lain” muncul kelompok elit lingkaran Bupati (dan wakil) yang berstatus “penasehat Bupati/wakil”.

Konon menurut kabar burung, ada oknum penasehat sering berperan sebagai pembisik yang cenderung menghasut, hingga memakan korban orang-orang dekat bupati-wakil bupati atau bahkan korban musuh pribadi dari oknum “penasehat plus” ini, dengan memanfaatkan kedekatannya dengan Bupati-wakil Bupati.
Ama’ Zaki, tetap ikhtiar dan mawas diri dengan oknum semacam ini.

Ama Zaki, menambang emas adalah tradisi dan budaya asli Mongondow sejak ratusan tahun lalu sebelum berdiri Negara Indonesia ini.

Boltim yang merupakan negeri adat Mongondow faktanya masih menjalankan tradisi dan budaya ini.

Ketika dilantik sebagai Bupati maka secara adat, Ama Zaki adalah penjaga adat di Boltim ini, selaku tempat bersemayamnya INDE’ DOU, sokoguru penjaga adat dan negeri Mongondow.

Jagalah budaya dan tradisi menambang ini tetap lestari dan dijalankan oleh rakyat Boltim, tentunya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di negara ini.

Ama Zaki, Boltim ini adalah negeri adat. Boltim saat ini, dahulunya adalah gabungan dari wilayah adat kepangguluan Passi (Modayag bersatu) dan kepangguluan Kotabunan (Buyat hingga Jiko Belanga).

Ama Zaki dan pak Argo adalah pelindung adat Mongondow di Totabuan Timur ini. Kiranya program “Membangun Desa” bisa terintegrasi dengan pelestarian adat istiadat dan budaya Mongondow baik lewat jalur pendidikan (Mulok) maupun lewat kegiatan-kegiatan lainnya.

Ama Zaki, tapal batas Boltim dan Minahasa Tenggara beberapa waktu lalu sempat menjadi polemik, terutama di wilayah Buyat-Ratatotok.

Sinergi pemerintah daerah hingga pusat bukan berarti harus pasrah dengan keputusan Kemendagri. Tapal batas harus tetap dalam posisi yang seharusnya, dimana batas alam kecamatan Kotabunan dan Ratatotok Minahasa tenggara adalah sungai Buyat.

Ama Zaki, perlu ada terobosan untuk program peningkatan SDM selain beasiswa. Kehadiran Perguruan Tinggi sangat perlu untuk Boltim.

Potensi sumber daya alam yang melimpah milik Boltim, bisa menjadi peluang berdirinya Perguruan Tinggi di Boltim. Tentu ini memang agak sulit terwujud dalam waktu dekat, tapi peluang akan terwujud jika difasilitasi oleh pemkab Boltim mulai saat ini.

Ama Zaki, untuk meningkat kinerja ASN, selain jaminan kesejahteraan perlu juga dipelihara asa dari ASN agar terus meningkatkan kwalitas dan kapasitasnya. Kiranya Ama Zaki melebarkan peluang untuk ASN yang punya kompetensi agar jenjang karirnya dalam birokrat terjaga sehingga keadilan dapat dirasakan oleh seluruh ASN.

Tentunya pembinaan ASN ‘nakal’ tetap diperlukan sesuai aturan sehingga tidak ada lagi istilah ‘pembinasaan’ tapi benar-benar pembinaan.

Ama Zaki dan Pak Argo, konflik antara Bupati dan wakil Bupati yang sering terjadi di Boltim ini sungguh sangat membosankan. Jadilah dwitunggal Oskar-Argo selama menjalankan pemerintahan sebagai Bupati dan wakil Bupati Bolaang Mongondow Timur. Tetaplah bersama dan jadi teladan bagi rakyat Boltim.

Ini semua mungkin telah ada dibenak guyang-guyangku ki Ama Zaki dan pak Argo cuma memang tak lega rasanya jika apa yang dihati dan pikiran saya tidak diungkapkan.

Sungguh besar harapan saya, Ki Ama Zaki dan pak Argo dapat membawa perubahan untuk Boltim yang kearah yang lebih baik lagi.

Terima Kasih Pak Sachrul dan Pak Rusmin
Tentunya Pak Sachrul Mamonto (Ama Icat) selaku Bupati telah berbuat dan berupaya untuk membangun Boltim tercinta ini.

Walau beberapa kali bertemu selaku bawahan yang jumlah ribuan orang seperti saya dilingkup pemkab Boltim, tentunya wajar jika Ama Icat tidak hafal ribuan staf di Boltim ini yang salah satunya saya.

Atas nama pribadi dan selaku staf, saya mengucapkan terima kasih kepada Ama Icat yang telah berbuat dan berupaya memajukan Boltim.

Memang secara pribadi (tentu berpotensi subyektif) saya sepemahaman dengan Pak Oskar Manoppo ketimbang Pak Sachrul namun hal ini tidak pernah mengurangi rasa hormat saya kepada Pak Sam Sachrul Mamonto baik selaku Bupati maupun pribadi.

Sebagaimana Pak Sachrul, Pak Rusmin Mokoagow adalah mantan atasan saya, yang biasa kami staf menyapa beliau dengan sebutan Pak Ass, karena beliau adalah mantan asisten 3 pemkab Boltim.

Kinerja beliau selaku Assisten 3 sangat baik walau saya lebih percaya Pak Argo lebih mampu untuk menduduki kursi calon wakil bupati ketimbang Pak Rusmin.

Sikap ini tentu tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Pak Rusmin. Saya secara pribadi mengucapkan terima kasih telah menjadi atasan yang baik dilingkup pemkab Boltim.

Motobatu’ Molintak Kon Totabuan Timur
Bersama Oskar Manoppo-Argo Sumaiku mari bangun Bolaang Mongondow Timur yang maju dan sejahtera.***

Komentar