Hai! Bagaimana kabar ibu sekarang. Ibu yang selalu dikasihi, yang selalu dirindui, tak terasa sudah hampir setahun kita tidak berjumpa lagi. Apakah ibu baik – baik saja disana?
Bu’ kamu tau tidak, hari ini, rindu itu sudah sampai ditenggorokan. Hampir aku muntahkan, namun harus ku telan lagi karena lagi lagi kita belum bisa bertemu.
Rindu ini telah membuat tubuhku kaku, air mataku jatuh bagaikan hujan yang turun dari langit, akhirnya aku ceritakan lewat tulisan saja.
Ibu, jika kamu ingin tahu seberapa berat rindu ini yang menyelimuti tubuhku, ibu bisa hitung lewat setiap kalimat yang aku tuliskan. Aku hanya mewakilkan sepuluh saja, coba ibu kalikan dan ibu akan tahu berapa rindu ini yang sudah mengalir disetiap mili darahku, dan disetiap detik hembusan nafasku. Ibu tidak usah takut aku kesepian. Karena, akan hilang ketika kita bertemu.
Sampai saat ini, banyak sekali orang yang menanyakan kapan ibu pulang kepada aku, tapi aku hanya bisa diam dan termenung.
Terkadang aku bersifat seperti orang gila ‘stres’ ketika rindu itu tiba tiba datang, marah pun sering muncul dalam hati dan beranggapan kalau ibu sudah benci kepadaku, tidak peduli, tidak sayang lagi kepadaku. Tapi sudahlah mungkin karena aku terlalu rindu karna tidak bisa bertemu.
Sesedikit rindu itu akan terbayarkan, ketika mendengar suara ibu walaupun hanya melalui telefon saja.
Tapi dia bisa datang lagi ketika malam tiba, mungkin aku teringat masa kecil dulu, kalau mau tidak ibu selalu mengusap usap kepalaku, sampai aku tertidur walaupun sekarang aku sudah berkeluarga.
Dan saat ini kita berada di titik dimana kita sama sama tahu. Ibu tahu jika aku merindukan ibu, entah ibu tidak peduli atau tidak punya waktu. Dan akupun tahu kalau ibu juga merasakan perasaan yang sama seperti aku, aku sadar jarak kita sekarang sedang berjauhan yang beratus ratus bahkan ribuan kilo.
Tapi biarlah rindu ini tetap milikku, sampai kita dipertemukan dalam keadaan hidup atau pun mati.
Penulis: Gazali Potabuga
Komentar