Makam Tadohe Diusul Jadi Objek Wisata

BolmongNews.com, Kotamobagu—Kota Kotamobagu memiliki beragam potensi destinasi wisata diwilayahnya. Baik wisata alam, religi maupun wisata sejarah dan budaya peninggalan para leluhur suku Mongondow.

Diantranya, makam Abo Tadohe yang terletak di bukit kansil Kelurahan Upai Kecamatan Kotamobagu Utara.

Makam ini jika ditata dan dikembangkan, diyakini mampu menopang pendapatan daerah. Bahkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar tempat lokasi makam itu berada.

Hal tersebut diungkapkan Lurah Upai Kecamatan Kotamobagu Utara, Ridwan Mokoagow, Senin (20/8).

“Makam Abo Tadohe ini jika dikembangkan menjadi objek wisata, saya yakin mampun menghasilkan omset yang cukup besar untuk daerah. Selain itu membuka peluang untuk masyarakat berdagang di lokasi itu,” kata Mokoagow.

Menurutnya, akses untuk masuk ke lokasi makam tersebut sudah ada. Sehingga yang dilakukan agar tempat tersebut menjadi objek wisata, tinggal penataan saja.

“Jalan masuk sudah ada, tinggal lokasi makam ini ditata lagi, agar menarik para wisatawan untuk berkunjung,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, makam leluhur suku Mongondow ini, sudah tiga kali diusulkan menjadi tempat wisata. Namun, hingga saat ini belum terealisasi.

“Kami sudah mengusulkannya lewat Musrenbang Kelurahan dan itu sudah tiga kali kami usulkan, tapi mungkin saja karena anggaran yang belum tertata sehingga usulan ini belum dilaksanakan,” ungkapnya, sembari berharap, Pemkot Kotamobagu melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) bisa menjadikan usulan tersebut sebagai salah satu usulan prirotas dikembangkan menjadi objek wisata.

Sementara itu, Kepala Disparbud Kotamobagu, Moch Agung Adati, beberapa waktu lalu menjelaskan, saat ini terdapat 25 lokasi potensi objek wisata yang akan dikembangkan Pemkot Kotamobagu. Salah satunya situs sejarah Bolmong, makam abo Tadohe yang terletak di perkebunan Kelurahan Upai.

Namun, untuk pengembangannya kata Adati, akan dilakukan secara bertahap.

“Semua akan dikembangkan, tapi dilakukan secara bertahap karena kami juga menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran,” kata Adati.

Diketahui dari berbagai literatur catatan sejarah Bolmong, Abo’ Tadohe merupakan ayah dari Loloda Mokoagow atau Datoe Binangkang. Abo Tadohe berkuasa sekira tahun 1600-1650 dengan gelar Punu’ atau pemimpin tertinggi di Bolaang Mongondow. (tr-01/ewin)

Komentar