Ini Makna Upacara ‘Potong Gigi’ Bagi Umat Hindu di Desa Werdhi Agung Bersatu

BNews, BOLMONG – Umat Hindu di Desa Werdi Agung, Kecamatan Dumoga Tengah, Kabupaten Bolmong menggelar upacara ‘Potong Gigi’ secara massal, Jumat 2 September 2022.

Tentu, mendengar kata potong gigi bagi yang bukan Umat Hindu pasti terbayang dalam benak kita adalah gigi yang dipotong. Ini adalah hal keliru bagi Umat Hindu.

Upacara potong gigi dalam bahasa bali sering pula disebut mepandes atau metatah. Hal ini adalah merupakan ritual keagamaan yang wajib dilaksanakan oleh Umat Hindu. Tak terkecuali umat Hindu di Desa Werdi Agung bersatu.

Kepada Bolmongnews, salah satu Tokoh Pemuda Hindu Desa Werdhi Agung Kadek Wijaya mengatakan, dalam ajaran agamanya potong gigi mengadung nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang sedang dibutuhkan pada masa remaja.

Disamping itu, juga sebagai sarana dalam pembentukan kepribadian untuk menjadi anak yang baik.

Ia pun menyebutkan, upacara potong gigi ini bagi kehidupan mengandung makna, sebagai pergantian perilaku manusia untuk menjadi manusia yang sejati dalam mengendalikan diri dari godaan nafsu.

Selain itu, untuk memenuhi kewajiban orang tua terhadap anaknya dalam menemukan hakekat manusia yang sejati.

Makna selanjutnya yakni, untuk dapat bertemu kembali kelak di surga antara anak dengan orang tuanya, setelah sama-sama meninggal nanti.

“Pada pokoknya, upacara ini disebut ritual Atma Widana artinya secara umum, sebagai ritual yang bertujuan mensucikan Atma Pitara seusai upacara Ngaben. Dan ini merupakan upacara yang dilakukan sebelum melinggihang atau memposisikan Atma Sang leluhur di rong tiga atau sanggah kemulan di masing-masing keluarga,” terang Kadek Wijaya.

Tentu bagi umat Hindu di Desa Werdhi Agung bersatu, upacara potong gigi adalah ritual yang sudah dilaksanakan sejak dahulu kala. Bahkan dengan harapan akan terus dikembang hingga tahun selanjutnya.

Dan biasanya, upacara potong gigi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan upacara ritual Ngaben.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Bolaang Mongondow I Nyoman Sukra kepada media ini menambahkan, makna upacara potong gigi adalah salah satu ritual Manusa Yadnya dari lima upacara yang disebut Panca Yadnya.

Bahkan dipercaya untuk menghilangkan sifat-sifat Rajas yang ada pada diri manusia itu.

“Maka dari itu, ritual ini disimbolkan dengan memotong gigi taring yang diartikan sebagai simbol jahat. Sehingga itu dikikis atau dipotong,” kata I Nyoman Sukra.

Untuk syarat potong gigi sendiri kata Ketua PHDI Kabupaten Bolmong, yaitu untuk anak yang sudah akhir balik atau sudah remaja.

“Walaupun dia yang sudah meninggal, tetapi belum melakukan upacara potong gigi, maka wajib dilakukan sebelum proses upacara Ngaben.

“Jenazahnya di potong gigi, itu pun cuman sedikit dikikis,” sambung I Nyoman Sukra.

“Namun, jika tidak dilakukan, maka tahapan kehidupannya belum lengkap,” kata I Nyoman Sukra.

Sedikitnya ada 179 orang Umat Hindu yang mengikuti upacara ritual potong gigi massal di Desa Werdhi Agung bersatu, Kecamatan Dumoga Tengah, Kabupaten Bolmong.

Upacara itu dirangkaikan dengan prosesi ritual Ngaben bagi umat Hindu Desa Werdhi Agung bersatu secara massal yang akan berlangsung hingga acara puncak pada Minggu 4 September 2022.

Bahkan, ritual acara Ngaben massal Desa Werdhi Agung bersatu ini, turut disaksikan langsung Penjabat Bupati Bolmong Limi Mokodompit dan sejumlah Kepala OPD Pemkab Bolmong.

 

Reporter: Wahyudy Paputungan

Komentar