BNews, KOTAMOBAGU – Sulawesi Utara dan sebagian wilayah Indonesia masih mengalami cuaca ekstrem dengan hujan deras dan angin kencang.
Hal ini disebabkan oleh Fenomena La Nina yang diperkirakan berlanjut hingga bulan depan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Fenomena La Nina akan berlangsung selama empat bulan ke depan.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap dampak cuaca ekstrem ini.
La Nina terjadi akibat penurunan suhu air laut di Samudera Pasifik di bawah rata-rata, yang menyebabkan peningkatan curah hujan.
Fenomena ini juga diakibatkan oleh peningkatan suhu permukaan laut di bagian timur dan barat Samudra selama masa peralihan musim.
BMKG menyatakan bahwa La Nina dengan intensitas sedang saat ini terjadi di Samudera Pasifik. Selama 70 hari terakhir, suhu permukaan laut mendingin sebesar -0.5°C hingga -1.5°C, disertai penguatan angin pasat. Fenomena ini meningkatkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, meski dampaknya bervariasi tergantung musim, wilayah, dan kekuatan La Nina.
BMKG memperkirakan dalam sepekan ke depan akan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas deras, disertai kilat dan angin kencang.
Hingga Desember, hampir seluruh wilayah Sulawesi Utara diprediksi akan mengalami hujan pada pagi dan malam hari.
Saat diwawancarai Media ini, Asrianty Kepala BPBD Kota Kotamobagu, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.
Fenomena La Nina ini diperkirakan berlangsung hingga pertengahan Agustus 2024, berbeda dengan tahun lalu yang didominasi oleh kemarau panjang akibat El Nino.
“Sulawesi Utara masih akan diguyur hujan hingga Agustus, berbeda dengan tahun lalu yang mengalami kemarau panjang, dan juga intensitas hujan bervariasi di setiap daerah di Sulut, tergantung pada ketinggian wilayah, jarak dari sumber air, pegunungan, dan luas daratan serta perairan,” jelasnya.
Asrianty berharap fenomena cuaca ekstrem ini segera berakhir dan mengimbau masyarakat untuk terus waspada terhadap bencana yang mungkin terjadi akibat curah hujan yang tinggi.
Reporter: Nindy Pobela
Komentar