Punu’ Busisi dan Islamisasi di Bolaang

Oleh:

Wahyu Pratama Andu

Stella Mantiri (1990:17) dalam karyanya ‘Datoe Binangkang, Raja Manado, Pelopor Kemerdekaan Nusantara Utara’ menulis bahwa pada tahun 1563 Sultan Hairun dari Ternate mengutus anaknya Baabullah ke Utara Celebes untuk menaklukanya(Agenda Ekspansi), para misionaris dari Ternate ikut pula dalam perjalanan ini.

Gubernur Portugis Enrique de Sauza mendelegasikan satu kapal yang ditumpangi Pater Diogo Maghelhaes (Magelan). Sang Pastur tinggal selama 14 hari di Manado dan membabtis  Kinalang Damopolii bersama 1500 pengikutya sebagaimana yang diungkap oleh sejarawan Sem Narande (1980: 333-334) dalam Valdu la Paskah.

Ini merupakan prestasi besar Maghelhaes karna berhasil membabtis Raja Manado yang dikenal garang dan suka berperang, penakluk (Ekspansionis), juga penguasa semenanjung laut utara.

Visser (1925: 180) menulis perjalanan Maghelhaes berikut “Na vier dagen varens kwam men behouden te Manado aan, nog in de maand Mei 1563. Met veel vreugde werd daar de komst van den Missionaris begroet. De radja en het volk van Manado toonden zich zeer begeerig om den godsdienst der Portugeezen aan te nemen en zij drongen bij den Missionaris er op aan.”

Terjemahannya; “Setelah berlayar selama 4 hari mereka tiba di Manado, masih pada bulan Mei 1563 Kedatangan misionari disana diterima dengan penuh sukacita. Raja dan rakyat Manado sangat tertarik untuk menerima agama Portugis dan mereka mendorong misionaris untuk menghabiskan sebagian waktu di kampung mereka.

Setelah itu Maghelhaes pergi ke Siau kemudian ke bola (bolaang) bertemu Raja, Putra dari Raja Manado, kuat dugaan Raja ini adalah Punu’ Busisi, merujuk pada slakbom Punu’ dan Raja-raja Bolaang Mongondow baik dalam Madedelingen Wilken dan Schwarz  ataupun Dunnebire dalam  Over der Vosrten Bolaang Mongondow. Meskipun dalam periodesasi baik Madeelingen ataupu Over der Vosrten perlu dikritisi lagi persoalan tahun dan jabatan masa masa Punu dan Raja Bolaang Mongondou.

Singkat kata, panjang cerita setibanya (Maghelhaes) di Bolaang, Raja Bolaang itu sudah terlebih dahulu masuk Islam karna sebelum Maghelhaes tiba, Busisi sudah terlebih dahulu berjumpa dengan Baabullah.

Dari catatan catatan atau laporan perjalanan di atas bisa disimpulkan bahwa Islam sudah masuk di Bolaang di masa Punu’ Busisi. Islam di Bolaang dibawa oleh Baabullah anak Sultan Hairun yang selanjutnya di kenal dengan Sultan Baabullah menggantikan tahta ayahnya Sultan Hairun di Kesultanan Ternate, bersamaan dengan itu misi katolik yang dibawa oleh Pastur Diego Maghelhaes (Magelan) yang membaptis Kinalang Damopolii Raja Manado ayah dari Punu’ Busisi.

*Penulis adalah Pegiat Sejarah di Pusat Studi Sejarah Bolaang Mongondow Raya (PS2BMR)

Komentar