Kapolres Bolsel Minta Maaf Kepada Tokoh Adat dan Masyarakat

BOLSEL— Kapolres Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) AKBP Yuli Kurnianto secara pribadi dengan tegas meminta maaf kepada masyarakat Bolsel terkait ketidak hadiran dirinya di paripurna HUT Bolsel yang ke-13 di DPRD, Kamis (22/07) lalu.

Ketidak hadirannya mendapat sorotan dari tokoh Adat tertinggi daerah setempat yakni Hi Herson Mayulu (H2M) dan para petinggi-petinggi adat empat etnis suku terbesar di daerah itu.

Menanggapi hal ini Kapolres Bolsel AKBP Yuli Kurnianto mengatakan, ketidak hadiran saya di DPRD bukan di sengaja. Melainkan ada agenda penting juga yang saya kerjakan dan itu sudah tertunda tunda. Kemarin bertepatan dengan HUT Bolsel.

“Upacara HUT yang dilaksanakan di gelora saya hadir. Selanjutnya untuk paripurna di DPRD itu memang saya wakilkan, sebelumnya sudah ada komunikasi ketidak hadiran saya, karena memang siangnya saya ada agenda Sartijab Kasat Binmas dan sudah di agendakan jauh-jauh sebelumnya,” ucapnya.

Ia menjelaskan, ketidakhadirannya ada agenda penting Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kasat Binmas di Aula Polres.

“Kalau memang saya melanggar Adat, saya mohon maaf kepada semua masyarakat Bolsel juga kepada empat adat. Saya kan asli Jawa beda adat istiadatnya, kalau memang ini wajib. Sekali lagi saya mohon maaf,” ujarnya.

“Saya tidak mau menanggapi dan menjadi suasana tidak harmonis lagi, saya minta rekan-rekan media bantu saya biar persoalan ini tidak gaduh,” terangnya.

Disinggung ketidak harmonisan antara Pemda dengan Pihak polres, ia menepis itu tidak benar dan keliru, semua baik-baik saja dan terjaga dengan baik juga harmonis.

Diketahui, Senin (26/7) kemarin, para tokoh adat Bolsel yang mewakili 4 suku adat mendatangi DPRD Bolsel dan memberikan dukungan atas pernyataan mantan Bupati Bolsel 2 periode atas sikap Kapolres Yuli yang tak hadiri paripurna istimewa dalam rangka HUT Kabupaten.

Para tokoh adat yang mewakili 4 suku di Bolsel (Gorontalo, Bolango, Mongondow, Sangihe) mengungkapkan, menghadiri upacara tradisi merupakan sebuah penghargaan dan penghormatan akan eksistensi adat dan tradisi lokal Kabupaten Bolsel.

Sehingga dengan sengaja mengabaikan kegiatan yang telah menjadi tradisi lokal ini, merupakan bentuk pelecehan bagi adat istiadat masyarakat Bolsel, apalagi Kapolres Bolsel diterima secara adat, berarti beliau adalah bagian dari masyarakat adat.

Sementara beliau tidak hadir dalam paripurna HUT Bolsel itu, ungkap Zulkarnain Ointu, perwakilan tokoh adat Bolsel di gedung wakil rakyat, Selasa kemarin.

Sebelumnya dalam kegiatan Paripurna DPRD peringatan HUT ke 13 Bolsel, Tokoh Adat Bolsel dengan empat gelar adat dari suku terbesar yang mendiami Kabupaten Bolsel, yakni Temey Molamahu dari suku Gorontalo, Ta No O Tindaho Lripu adat suku Bolango, Datung Mbanua adat suku Sagihe, dan Kolano’ Nonombonu bo Nolintak Kon lipu adat dari suku Mongondow, Hi Herson Mayulu SIP, (H2M) menyayangkan sikap Kapolres Bolsel, AKBP Yuli.

“Jadi saya marah karena ini adalah bentuk penghargaan adat di bolsel terhadap masyarakat adat di Bolsel. Maka siapa saja yang tidak menghormati adat Bolsel, sudah selayaknya pamit dari Bolsel,” tandasnya.

Tak sampai disitu, Senin (26/07/2021) kemarin, para pemangku adat dari empat etinis Suku terbesar di Bolsel menyambangi DPRD. Kedatangan para tokoh adat yang mewakili etnis suku adat Gorontalo, Mongondow, Bolango dan Sagihe, secara langsung menyerahkan empat poin Pernyataan Sikap Masyarakat Adat Bolsel terkait sikap Kapolres kepada Ketua DPRD Bolsel.

Adapun empat poin pernyataan itu sebagai berikut;

1.Mendukung pernyataan Hi Herson Mayulu SIP (Pemengang gelar adat tertinggi) terkait ketidakhadiran Kapolres dalam sidang Paripurna DPRD HUT Kabupaten Bolsel.

2. Menyayangkan atas ketidakhadiran bapak Kapolres Bolaang Mongondow Selatan dalam sidang Paripurna tanpa mengonfirmasi ketidakhadirannya. Bagi kami itu adalah bentuk pelecehan terhadap adat dan istiadat serta budaya daerah.

3. Kecewa dengan sikap Kapolres yang hanya mengutus Kapolsek sebagai perwakilan padahal banyak jajaran pejabat Polres.

4. Karena diawal tugas Kapolres kami jemput secara adat, maka kami menolak secara adat perlakukan Kapolres Bolaang Mongondow Selatan yang tidak menghargai dan tidak menghadiri Undangan peringatan Hari Ulang Tahun Bolaang Mongondow Selatan.

(Wawan Dentaw)

Komentar