Kasus Pencabulan Posisi Tertinggi di Bolmong

BOLMONG – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) mencatat ada sebanyak 75 kasus cabul yang terjadi di Bolmong.

Kasus tersebut yang paling didominasi di DP3A Kabupaten Bolmong.

Hal ini diungkapkan Kepala DP3A Bolmong Farida Mooduto, saat menghadiri kegiatan terkait penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan peningkatan kualitas hidup anak kewenangan Kabupaten/Kota, di Café Transit Kelurahan Inobonto I, Bolmong, Kamis (14/10).

“Bolmong sendiri untuk kasus anak dan perempuan berada di posisi tertinggi,” ungkap Farida.

“Namun ini wajar. Sebab Bolmong sangat luas wilayahnya,” sambung Farida.

Ia pun optimis, tahun 2022 harus menjadi Kabupaten Layak Anak (KLA).

“Ini sudah sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di lima tahun pemerintahan Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow dan Wakil Bupati Yani Rony Tuuk,” ujar dia.

Maka itu, lanjutnya, untuk bisa mewujudkan KLA di Bolmong, harus menjadi tugas dan tanggungjawab bersama.

“Ini bukan hanya tugas dari DP3A, tapi juga tugas kita semua, terutama pemerintah desa dan kecamatan untuk terlibat, agar capaian KLA tahun 2022 akan terealisasi,” kata Farida.

Sementara itu, Asisten II Zainuddin Paputungan berharap, para peserta yang hadiri, mulai dari para Sekretaris Desa (Sekdes) setempat, untuk dapat mengikuti, memperhatikan serta menyimak dengan baik, apa yang disampaikan oleh narasumber.

“Mari kita didik anak – anak kita dengan baik. Perhatikan lingkungan keluarga dan sekitar kita,” pungkasnya.

Diketahui, hadir dalam kegiatan tersebut yakni para Sekretaris Kecamatan hingga Sekretaris Desa setempat. Kegiatan dibuka secara resmi Asisten II Zainudin Paputungan.

 

(Yudi Paputungan)

Komentar